Sleepless Night

Discussion in 'Ruang Curhat' started by rezha, 26 July 2017.

Silakan gabung jadi member agar bisa posting
  1. rezha

    rezha New Member

    Saya adalah perempuan yang menjalani hidup yang overall baik-baik saja. Ada up and downnya tapi semua saya jadikan pelajaran supaya saya menjadi lebih baik. Tapi ada suatu hal di masa lalu yang mengganjal dan kadang membuat saya bertanya-tanya, kenapa harus terjadi. Kebetulan saya sedang tidak bisa tidur, jadi saya ingin bercerita di sini. Sepertinya akan panjang, jadi mohon maaf kesabarannya.

    Saat SMP saya pernah suka pada seorang cowok, namanya K, dia teman sekelas saya tapi tidak terlalu akrab. Saya selalu memendam perasaan itu karena malu.

    Saat SMA kelas 1, saya sekelas lg dengan K, bahkan tempat duduk kami berdekatan. Kami jadi semakin akrab dan saya semakin suka pada K. Entah bagaimana, teman sebangku K, yaitu C, bisa membaca perasaan saya. Tapi dia berjanji tidak akan bilang apapun pada K.

    Saat saya ultah, C dan teman-teman lain kecuali K, memberi saya kado. Di situ C sempat menyindir K tidak setia kawan padahal sudah diajak patungan. Saya sedih sih tapi maklum juga karena K adalah tipe cuek. Tidak pernah sebelumnya dia memberi kado pada orang lain di kelas. Tapi sekitar 2 minggu kemudian, saat pulang sekolah, K memberi saya kado. Dia kelihatan kikuk sekali. Besoknya saya cerita pada C soal kado itu tapi C malah bilang saya sebaiknya move on.

    Ternyata, beberapa hari kemudian, K pindah sekolah. Ternyata C dan semua anggota geng sudah tahu sejak jauh2 hari bahwa K akan pindah sekolah ke kota lain. Saya sedih sekali tapi karena malu saya bersikap biasa saja. Bahkan di hari terakhir K sekolah, saya masih bercanda dan tertawa-tawa. Tapi setelah pulang sekolah, saat di kelas sudah tidak ada siapa-siapa, saya menangis sendirian. Waktu itu hp dan internet belum populer jd saya merasa kehilangan K dan merasa akan berpisah selamanya.

    Kelas 2 dan 3, saya masih sulit melupakan K biarpun ada bbrp cowok lain yg dekat dan pernah nembak saya. Suatu hari saya ke Jkt untuk mengurus surat2 karena saya mendapat beasiswa di negara A. Tanpa sengaja saya bertemu K yg saat itu sedang ada urusan keluarga. Kami mengobrol dan K memutuskan untuk mengapply ke univ M juga lewat jalur seleksi/ujian. Saya bahagia sekali mendengarnya.

    Hubungan saya dan K intens sekali setelah K memutuskan untuk kuliah di univ M. Sampai akhirnya kami berangkat sama-sama dan mulai kuliah biarpun berbeda fakultas. Kami sering makan berdua hingga suatu ketika kami membicarakan soal kepindahan K saat kelas 1 SMA. K bilang dia menyuruh C dan teman2 supaya merahasiakan rencana kepindahannya dari saya, karena saat itu kami sedang akrab2nya dan dia tidak mau merusak suasana yang fun itu.

    Kalau istilah zaman sekarang, wajar kan kalau saya "baper" dengan semua jawaban dan tindak-tanduk K. Dia populer dan supel, teman ceweknya di mana2 banyak, tapi dia memprioritaskan saya dalam banyak hal. Tapi K tidak pernah nembak saya dan saya juga tidak pernah berani mengungkapkan perasaan suka saya. Hal ini sering membuat saya kecewa.

    Beberapa bulan berlalu dan kami mulai sibuk dengan kegiatan kami masing-masing. Saya mulai merasa tersisih dari hidup K. Saat itu sudah 5 tahun saya memendam perasaan dan jujur saya lelah. Saya mencoba membuka hati untuk yang lain dan mulai menerima ajakan cowok lain buat hang out bareng. Memang hambar sih rasanya, tapi saya pikir mungkin itu adalah proses move on. Salah satu yg paling intens pdkt pada saya adalah NG, mahasiswa dari Indo juga.

    Suatu hari NG mengajak saya nonton setelah saya selesai kuliah dan saya iyakan. Pada saat yang sama, setelah hampir dua bulan tidak menghubungi saya, lewat sms K mengajak saya ketemuan di kampus. Saya bilang saya sudah ada janji, tapi dia bilang tidak akan lama. Ternyata, saat saya beres kuliah, NG dan K sudah menunggu di depan gedung fakultas. K memberi kado ultah padahal sudah lama terlewat. Saat itu suasananya canggung sekali antara saya, K, dan NG. Tapi K akhirnya hanya bilang maaf karena kelewat sibuk sampai lupa ultah saya, setelah itu dia pergi begitu saja.

    Sejak saat itu saya tidak pernah berbicara dengan K lagi. Saya tidak mengerti apa yang sebenarnya ada di antara saya dan K. Saya bosan dengan menebak-nebak isi hati K dan akhirnya pacaran dengan NG. Tapi ketika C tahu lewat medsos (waktu itu friendster yg sedang populer) bahwa saya pacaran dengan NG, C marah. Dia bahkan sempat bilang saya pengkhianat. Hubungan saya dengan C dan K bisa dibilang berakhir di sana.

    Tapi hubungan saya dengan NG juga tidak lancar, katanya saya kelewat pasif. NG tanya apakah saya masih suka pada K, dan jujur saya kaget karena saya tidak pernah bilang pada NG soal K. Mereka hanya pernah bertemu saat di depan kelas itu. Saya jawab iya dan saya minta maaf sambil memutuskan hubungan dengan NG karena saya tahu ini tidak adil untuk dia. Kami putus baik2 dan sampai sekarang kami tetap teman.

    Selama kuliah saya mencoba pacaran lagi dengan cowok lain, yaitu dengan L dan H, tapi semua berakhir cepat karena saya masih tetap sulit melupakan K. Padahal saya sudah memutuskan kontak dengan K sepenuhnya. Akhirnya saya putuskan untuk tidak pacaran lagi sampai saya benar2 bisa melupakan K.

    Singkat cerita setelah lulus saya berpacaran dan kemudian bertunangan dengan A, seorang teman di komunitas yg baru. Saya meyakinkan diri bahwa ini saatnya untuk memulai hidup baru dan lepas dari bayangan K setelah sekian tahun. Kami menikah tanpa mengundang K maupun C karena pernikahan dilakukan di hometown suami yang jauh dari domisili mereka.

    Tapi sekitar 2 tahun yang lalu, mendadak K menghubungi saya. Katanya susah payah dia cari kontak saya, dia ingin mengundang saya ke pernikahan dia. Saya merasa ini waktunya untuk bersikap dewasa dan memulihkan persahabatan kami, jadi saya datang biarpun diadakan di luar kota. Di sana saya bertemu C juga. Saya, C, dan K berfoto bersama-sama dan rasanya semua clash di masa lalu lenyap. Tidak ada drama, semua fun dan nostalgic.

    Tapi di perjalanan, suami saya bilang bahwa dia tahu apa yang pernah terjadi antara saya dan K. Katanya sih dia sudah lama tahu dari mantan saya, H, sejak kami awal pacaran. Entah apa motivasinya menceritakan soal K. Saya kaget, tapi suami saya bilang dia tidak marah ataupun cemburu. Dia bilang "kamu pinter, sekolah tinggi, tapi soal beginian kayak anak SD."

    Semua itu hanya masa lalu saya tapi sejujurnya ada banyak pertanyaan dalam hati saya.
    Sebenarnya dulu K itu suka saya tidak? Jika ya kenapa tidak nembak saya? Jika tidak kenapa dia sengaja bikin saya baper?
    Kenapa saat pacaran, biarpun tahu soal K, kenapa A tidak bicara apapun pada saya?
    Benarkah A tidak cemburu?

    Yah apapun itu, mungkin memang nggak penting lagi sekarang. Tapi saat sendirian, entah kenapa pertanyaan itu muncul lagi, lagi, dan lagi.
     
  2. zoyapallas

    zoyapallas Member

    Waaah, kalo ceritanya dinovelin pasti bakalan bagus mbak

    Btw, emang kalo malem mikir2 hal melow kaya gitu makin lama makin terlarut, gak jarang sampe nangis (aku) :D haha. Tp nanti kalo udah siang, udah lupa lagi.
     
  3. sonie

    sonie Member

    Kenapa gak di clearin saja.... Bukankah kalian berdua sudah sama2 punya pasangan.... Jadi menurut saya ea langsung tanyain saja ke orangnya langsung tentang dulu kenapa bisa sampai terjadi seperti itu... Daripada ngeganjel di hati khan....
    Tapi ea setelah tau nanti kenapa alasannya ea jangan baper..... Berpikirlah kalo mungkin emang kalian gak jodoh dan jodoh kalian ea pasangan kalian masing2 skarang ini.....
     
  4. RumputLiar

    RumputLiar Active Member

    Ini rasa yang tidak terselesaikan ya Mbak. Yang saya tangkap, Mbak masih ada rasa, tapi samar. Kalau saya A, tentu saya gak akan ngomong karena saya pengen banget dapetin Mbak. Kalau saya ngomong, pasti Mbak akan mantap ngejar K kan?. Saya orang yang seperti M. Bagi beberapa orang, cinta itu tidak mudah. Saya mencintai seseorang, sampai akhirnya dia nikah. Tanpa dia tahu bagaimana perasaan saya..
     
  5. RumputLiar

    RumputLiar Active Member

    Bakalan susah untuk gak baper. Bisa jadi ini cinta pertama. Dan meskipun kamu punya pasangan, bukan berarti dia cinta sejatimu bukan? Pernikahan pun ada perceraian. Dan perasaan yang tak terselesaikan itu seperti energi potensial yang kapan saja siap dimuntahkan.
     
  6. sonie

    sonie Member

     
  7. RumputLiar

    RumputLiar Active Member

    Saya orang yang open sih, selain legalitas, status pernikahan tidak penting. Komitmen masing-masing yang penting. Ikatan tanpa legalitas, tapi tak terpisahkan, itu berasal dari hati sebenarnya. Well, saya gak bilang yang legal gak ada yang begitu, yang saya tekankan, komitmen pada diri sendiri. Cinta sejati? Bisa ada, bisa tidak, tergantung pribadi yang mengimaninya. Bahasa Arab menyebut hati dengan Qolbun, lidah Jawa menyebutnya Kalbu. Perubahan. Yang mudah terbolak-balik. Hari ini cinta, besok bosan sudah banyak contohnya. Saya sendiri belum ada yang saya anggap cinta sejati, tapi semoga saja ada. Saya sendiri korban. Saya pikir orang tua yang utuh akan lebih baik. Nyatanya tidak mengubah bagaimana sikap ayah. Aku bosan, muak dengan pertengkaran. Ibu harus menanggung derita. Pada fase ini aku berfikir, ada masa perpisahan memang menjadi pilihan yang patut dipertimbangkan..

    Well, itu pandangan saya. Sekali lagi karena saya orang yang open. Kalau anda punya pandangan lain, itu kekhasan tiap individu dan sangat wajar. Setiap individu punya sejarah (katakanlah pengasuhan, masa lalu, kepahitan) masing-masing. Pada akhirnya, 7 tahun di pesantren pun membuatku pada pandangan yang completely different tentang hidup.
     
  8. RumputLiar

    RumputLiar Active Member

    Saya masih bodoh tentang ini. Saya bingung. Apa definisi jodoh? Apakah mantan suami = mantan jodoh? Atau, mungkinkah jodoh lebih dari satu? Katakanlah kalau kita nikah cerai 5x itu berarti kita punya 5 jodoh? Atau, bisakah saya sebut 4 mantan jodoh? Ataukah saya bisa sebut, mantan pasangan bukan jodoh? Kalau takdir itu tak pasti, maka pasangan sekarang bukan tentu jodoh? Argumen selanjutnya, jika pasangan sekarang belum tentu jodoh, bisa jadi orang lain yang berjodoh? Katakanlah itu K. Saya benar-benar bingung tentang jodoh....
     
    Kalajengking likes this.
  9. rezha

    rezha New Member

    waw thanks atas responnya.

    Saya turut simpati dengan kisah cinta @RumputLiar juga semoga ikhlas dan diberi yang terbaik.

    wahhhh... dulu aja waktu masih lajang saya malu, apalagi sekarang. Lagian saya takut ngundang sinetron kalau ngobrolin hal itu sekarang.

    Sejujurnya saya sangat, teramat mencintai suami saya yang sekarang. Pernikahan kami sudah berlangsung selama 8 tahun dan ngga sedikitpun ada keinginan untuk "menukar" dia dengan K. Kalau digambarkan, suami saya itu seperti buku yang saya sukai sampai saya baca berulang-ulang. Sedangkan K itu seperti buku yang dulu pernah saya pinjam dari orang lain tapi tidak beres bacanya.
     
  10. RumputLiar

    RumputLiar Active Member

    Kalau begitu, mungkin saran dari Mas Sonie layak dicoba. Karena Mbak sudah mantap dengan hati Mbak. Saya menyimpulkan, tinggal masalah malu. Semoga teratasi.
     

Share This Page