Cuma Bisa Pasrah, Karena Allah SWT yang Bisa Kasih Hidayah

Discussion in 'Ruang Curhat' started by lunaya, 1 November 2021.

Silakan gabung jadi member agar bisa posting
  1. lunaya

    lunaya Member

    Halo

    curhatan gue kali ini masih nyambung sama curhatan gue sebelumnya
    terkait agama/kepercayaan yang bokap gue anut

    gue sadar, gue sebagai anak kandung "tidak akan pernah bisa" membuka pintu hati dan pikirannya, maupun menyadarkan dia betapa pentingnya solat dalam ajaran agama Islam. Karena gue beranggapan kayak gini

    kita sebagai manusia itu, sepenuhnya ciptaan Allah SWT. Mau dari atas sampai bawah badan, even jeroan didalam badan, otak di dalam kepala, dan bahkan hati dan pikiran kita.. semuanya miliki Allah SWT dan ciptaannya.
    Walhasil, hanya Allah SWT yang memiliki peran dan hak untuk mengatur dan merubah segala sesuatu yang ada dalam diri kita sampai saat ini. Jadi, sekeras apapun gue ke bokap, se-berusaha apapun gue menyadarkan bokap, atau seniat apapun gue untuk membuat bokap sadar akan kewajibannya. Tidak akan pernah berhasil jika memang belum menjadi kehendak Allah SWT. It can be very useless to me

    Jadi gue cuma bisa pasrah dan berdoa ke Allah SWT untuk dapat memberikan kehendaknya dalam mengirimkan hidayah kepada bokap. Sekaligus juga gue memohon ampunan dengan cara memperbaiki solat gue dengan lebih rajin dan lebih taat.

    dan lagi meskipun gue anak kandung dia, gue bukan dia.. gue dan bokap adalah 2 manusia yang berbeda dalam hal apapun

    Dan gue sendiri tidak mau menjadi seperti bokap di masa depan
    yang sombong akan dirinya sendiri karena merasa sudah paling benar, dan merasa paling tersakiti di dunia
    tapi enggan untuk membuka pandangan dan merendahkan diri untuk bersujud di hadapan Allah SWT. Padahal jelas -jelas manusia itu gudang dari semua kesalahan yang ada di dunia. Dan kita gabisa apa - apa tanpa tuhan kita yang kita anut dari masing - masing kepercayaan. masa iya dengan berlimpahnya nikmat dan syukur yang sudah kita dapat saat ini, masih belum mau merendahkan diri ke sang pencipta. Minimal untuk mengucapkan rasa syukur dan terima kasih aja atas apa yang sudah di dapat dalam satu hari penuh.

    gue juga gamau meninggal dalam keadaan sendirian, yang mana meninggal tanpa ada bekal dari buah kebaikan serta pahala yang gue bawa di kehidupan masa lalu. Karena di dalam kubur, ga mungkin kan langsung ditanya hal - hal yang bersifat duniawi kayak : sebesar apa rumah yang kamu punya, atau sebanyak apa uang yang kamu simpan di bank, atau juga sebanyak apa perhiasan yang kamu beli selama hidupmu. Memang benar semua harta kita akan dipertanggung jawabkan ketika meinggal kelak, tapi bukan itu yang akan diutamakan ketika amalan kita dihisab.
    Justru ibadah kita, keimanan kita, ilmu kita terkait al-quran, dan pemahaman kita terkait siapa itu muhammad SAW yang akan menjadi pertanyaan utama malaikat nanti.

    Saat ini yang ada di pikiran gue cuma satu, gue ikhlas jika memang suatu saat Allah SWT menjadikan gue sebagai medium dari hidayah yang akan diberi nanti kepada bokap. Even dengan cara permanen seperti, kematian pun gue ikhlas. Karena bagi gue diumur 25 tahun saat ini. Udah gaada lagi yang perlu gue kejar di dunia. Gue cuma mau fokus pada ibadah gue full dulu. Supaya suatu saat gue dadakan dipanggil pulang kembali ke tuhan, gue ga merasa menyesal dengan pencapaian gue di dunia.

    gue udah cukup membuat bangga Almarhumah nyokap dengan kuliah bener sampai lulus cumlaude
    gue juga merasa udah cukup dengan sempet ngebuat nyokap bahagia dan bangga dengan gue diterima kerja dan bisa beliin barang yang nyokap suka, yah meskipun bukan rumah sama mobil idaman kayak yang orang berikan. Tapi seenggaknya gue sempet hadir di hidup beliau dengan membawa sedikit kebahagiaan. Disaat bokap tidak memperlakukan nyokap dengan baik dan terhormat layaknya seorang istri.
     

Share This Page