Haihai, dah lama ngga bersua di sini. Sebelumnya saya sudah nenutup hati saya selama 2 tahun, ada cowok yang serius deketin tapi saya menolak karena memang ngga ada rasa. Suatu ketika saya ada kegiatan di kampung2 bersama tim dari dinkes dan ternyata ada cowo dari dinkes udah lama memperhatikan saya, katanya saya terlihat sedih dan murung. Kemudian kita dipertemukan di satu kegiatan lagi, dia meminta kita foto berdua setelah kita berfoto rame2. Ternyata dia simpan foto kita berdua di meja kerjanya dia tanpa sepengetahuan saya waktu itu. Keesokan harinya di kegiatan yg sama dia terus melihat ke arah saya dan semua teman2 kerjaku nyadar klo dia terus mandangin saya dari jauh. Sampai akhirnya dia dan tim dari dinkes pulang dan dia minta kita foto berdua lagi. Akhirnya dia memberanikan diri deketin saya dan karena pengaruh teman-teman kerja plus ngga enak karena dia orang dinas saya pun bersikap baik dan akhirnya memberinya kesempatan. Kita pun semakin dekat hingga saatnya dia mengungkapkan perasaannya dan saya pun menerimanya karena dia baik dan saya menjadi suka padanya. Jadi dia adalah duda muda punya satu anak, dia masih pegawai kontrak di dinas dan it's okay saya ngga mempermasalahkan itu begitupun latar belakang mengapa dia nikah dlu, yah... karena MBA. Dia baik ke saya dan ortunya juga baik ke saya, kita pun sudah merencanakan pernikahan di tahun ini tepatnya di akhir tahun. Kita sudah membicarakan perihal tentang lamaran yang direncanakan beberapa hari sebelum lebaran idul fitri. Mamanya sudah berangkat ke makassar untuk melamar saya, dia bilang dia akan menjemput saya di bandara. Di bandara makassar pun kita bertemu, tapi mamanya malah mengatakan kalau lamarannya ditunda dulu karena keluarga mereka takut calon saya terlalu cepat menikah dan bercerai lagi. Saya di posisi itu agak bingung karena itu hari H lamaran dan ayah saya taunya keluarga mereka mau datang. Tapi ternyata saya pulang seorang diri dan bilang ke ayah saya kalau lamarannya ditunda. Ayah saya cuma tersenyum tipis waktu itu lalu pergi shalat ke mesjid. Hubungan kami pun semakin renggang, saya mengalami depresi lagi karena ada penyakit bipolar dan pada saat itu kita ketemu dan ngomong kalau ternyata keluarganya tidak setuju dia dengan saya karena saya ada gangguan mental dan menurut perawat yang merupakan keluarga mereka bilang kalau saya ini berbahaya. Padahal, saya tidak pernah melakukan hal yang agresif dan membahayakan karena saya pun sadar makanya saya menjalankan pengobatan agar kondisi saya pulih dan bisa bekerja seperti orang normal lainnya. Kami pun putus lalu tiba2 mamanya mengirim chat yang mempertanyakan mengapa saya memutuskan hubungan dengan anaknya, saya pun bingung. Akhirnya kami kembali bersama dan memutuskan untuk berjuang bersama. Beberapa minggu pun berlalu, tiba-tiba dia chat saya, chatnya panjang yang intinya dia minta putus karena dia ngga mau menjemput jodohnya lewat pacaran. Saya pun mengiyakan walaupun hatiku sakit hingga saya ngga bisa masuk kerja. Beberapa minggu saya lalui tanpa dia, kami hanya berkomunikasi jika ada hal penting saja. Dan belakangan saya tau kalau dia memutuskan saya karena dia sudah mencoba 3x meyakinkan orang tuanya namun ortunya bersikeras tidak merestui kami. Itu saya tahu dari perawat yang tingga di rumah dinas saya dan dia diberitahu oleh orang dinkes. Saya seketika langsung merasa "oh... ternyata saya ngga selayak itu buat diterima...." Saya pun marah karena dia malah cerita ke orang dinas, kenapa bukan langsung ke saya biar saya bisa dapat kepastian kalau kita benar2 selesai dan saya bisa langsung memberitahu ayah saya kalau rencana lamaran memang tidak jadi. Saya pun meminta dia untuk ngga curhat tentang saya sama org2 dinkes. Setelah itu saya pun sebisa mungkin tidak lagi berhubungan dengannya, sama sekali dan saya pun kembali menutup hati. Entahlah mungkin saya akan memilih untuk tetap sendiri saja, pengalaman ini benar2 bikin saya trauma buat membiarkan orang lain masuk ke kehidupan saya. Itu saja curhat saya, doakan agar saya tetap sehat dan kondisi makin membaik ya temans
Curhat sama temen kerja seperlunya aja mbak, kita ga ada yang tau kedepannya, bisa jadi bumerang untuk kita kalau orangnya ga baik
Saya jarang curhat k teman kerja cuma si mantan ini yg makin ke sini makin suka gosipin saya ke teman2nya, bukan cuma ke teman2 kerjanya tapi ke teman2 nongkrongnya juga. Parahnya dia sampe nyebarin isi chat saya seolah2 saya yg jahat
sebenernya gua juga persis persis kek elu teh juzie. di posisi sbg seorang cowok elu yah. gua cerita aja sbg posisi laki laki, bukan pendapat pribadi thd curhatan elu diatas. gua introvert dan butuh cerita karna shock sama pacar yang sebelumnya. dia minta ga diceritain ke orang lain cuma dianya sendiri minta sendiri. mungkin karna gua baru pertama ini ngejalanin hubungan yang perempuannya dominan kali yah pendapatnya. dia minta sendiri sedangkan gua butuh orang mendengarkan. alhasil cerita yang harusnya di keep gua tumpahin ke temen terbatas yang gua percaya sama ibu, saking polosnya gua wkwk. sebenernya ibu gapapa. cuma wanita keknya banyak pikiran, dan dia maki maki gua. kita putus, tapi gua belum bisa move on karna kebawa mimpi mulu perasaan bersalah tadi. gua juga ga cerita ke siapa siapa lagi, karna udah sadar pikiran wanita rumit wkwk, psikologis intinya. kayak gua masih punya harapan kita bisa berubah dan memperbaiki ego masing masing, cuma yah realita dia begitu gua begini kek ngebuat pikiran beradu