Ibu yang buruk

Discussion in 'Ruang Curhat' started by Satuduatiga, 17 March 2023.

Silakan gabung jadi member agar bisa posting
  1. Satuduatiga

    Satuduatiga Member

    Dulunya aku tidak ingin buru buru punya anak setelah menikah krn merasa blm siap.
    Tp setelah 1,5th pernikahan akhirnya punya anak 1. Sekarang jalan 6 bulan. Sudah jago tengkurep guling guling.

    Ketika orang orang bilang "aduh ini anaknya kena sawan", "kok bisa digigit nyamuk", "kok kepalanya gak bunder", "kok nangis aja, padahal anaknya si ini anteng", "kok bisa bisanya momong anak sampe anaknya jatuh, emaknya kemana" kok gini gitu apalagi yang bilang orang terdekat (suami, orangtua, mertua).

    Rasanya aku jadi ibu yang paling buruk sedunia. Ingin mengutuk diriku sendiri. Ingin bilang "wes nyoh ramuten" terus aku meninggal aja.

    Tp aku gak tega sama anakku krn aku sayaaaang banget sm dia. Anaknya lucu meski kadang sudah bisa ngambek. Aku pengen dia jd anak yang berani dan hebat. Gak kayak aku.
     
  2. navisa

    navisa Member

    Tutup telinga aja moms dr semua kata orang...
    menjadi ibu tidak mudah tapi sebagai ibu kita harus waras..
    kita harus bahagia, hilangkan rasa takut. Lawan saja.
    jika sekeliling memberi energi negatif, mending menyendiri saja..

    Stau strong mon
     
  3. Hansip

    Hansip Active Member

    Iya dikala sudah berkeluarga lebih enak ga berurusan dengan banyak orang, bikin stres
     
  4. Satuduatiga

    Satuduatiga Member

    Susah, sudah lebih dari setahun ini sering stres. Tiba tiba nangis, nyakitin diri sendiri. Bungkam sama semua orang.
    Maunya tidak peduli sama orang tp tetap gak bisa. Pingin cari psikolog tapi aku takut.
    Rasanya sesek semuanya dipendem sendiri.
     
  5. Denatalie

    Denatalie Active Member

    Jangan dibiarin, bisa jadi bibit hal-hal negatif lainnya, seperti mulai menyerang anak. Mau cari psikolog kalau masalah nya belum kelar bakalan balik lagi.
    Beban memang kalau di rumah saja, seolah semua yg di rumah adl tanggung jawab perempuan, dan perempuan yg ngk punya tameng bakalan menyalahkan diri dan akhirnya menyakiti diri sendiri atau figur yg lebih lemah yaitu anak. Kalau masih tinggal dengan mertua, pisah aja. Kalau memang tdk bs pisah, pergi kerja keluar mbk. Jangan terlalu 'ngk tega' dengan anak. Anak yg ditinggal kerja, mereka punya self defense nya sendiri. Contoh: ketika mengasuh anak sendiri atau dibantu penitipan atau pembantu, anak jauh lebih menghargai waktu bersama , dan saat diasuh sendiri, stress tingkat mahadewa, bosen di rumah terus, merasa tdk didengar, yg seperti itu akan terakumulasi dan akhirnya mulai membentak anak, 1 bentakan tdk cukup, nantinya mulai memukul dsb dan ngk cuma anak, ibunya juga jadi kena mental illness
    Semoga membantu
     

Share This Page