Delapan tahun kami menikah, aku menikahi isteriku 8 tahun yang lalu dengan status Janda anak 1 (Laki)i berusia 10 Tahun. 1 Tahun kemudian dari pernikahannya denganku, dikarunia anak kedua (Laki) saat ini berusia 7 Tahun. Isteriku hanya Ibu rumah tangga. kesehariannya menggunakan busana muslimah dengan hijab yang lebar dan taat beribadah, mengaji sering dilakukan setiap selesai sholat dan selalu mengerjakan sholat duha sebelum mengantar anakku kesekolah di SD pada jam 9 Pagi. Pekerjaanku IT programer lepas dan lebih banyak kerja dari rumah sehingga lebih banyak waktu mengawasi keluargaku. Walau kadang dalam sebulan aku harus keluar kota karena permintaan client untuk beberapa hari. Penghasilanku bisa dikatakan cukup walau belum berlebih. Isteriku seorang yang romantis selalu cium tangan dan cium pipi setiap akan pergi keluar rumah. Baik saat akan mengantar anakku kesekolah maupun pergi keluar untuk sesuatu urusan. Berlatar belakang ibadah nya sehari-hari lah yang membuatku sangat percaya bahwa isteriku dapat membawa dirinya kejalan yang lurus. Aku juga menjaga untuk setia jika sedang tugas keluar kota dimana saya selalu sendiri dihotel pada kota yang saya kunjungi. Bulan Feb 2017 Pertengahan istriku saat itu sedang hamil 2 bulan lebih. Meminta ijin pada ku akan membesuk kawan nya yang sedang dirawat di Rs. Berangkat Jam 14 siang dan baru kembali pada jam 19 malam. Saat itu aku hanya bertanya kok lama pulang nya. Jawabannya habis nemenin temen yang lagi ada masalah. 4 hari kemudian pada siang hari ada nomor tidak dikenal yang menghubungi hp istriku kebetulan saat itu aku berada di depan isteriku. isteri menjawab telpon tersebut dengan muka tegang dan mengatakan : itu privacy saya mas. Kemudian isteriku menjauh dariku keluar rumah menlanjutkan pembicaraanya, aku mulai mencurigai dan menguping pembicaraanya walau agak jauh, kemudian kudengar : saya cuma nemenin temen kesana. dan terakhir isteriku menjawab : mas mau peras saya. Dari jawabannya sepertinya ada pengancaman yang dia terima dari hp tersebut. Setelah menutup hp nya. kulihat isteriku mengetik di bbm nya. 10 menit kemudian istriku kembali kedalam rumah, lalu kupanggil dengan penuh curiga. Ada apa tanyaku, isteriku menjawab orang ngaku wartawan dan mengancam. Akhirnya isteriku bercerita versi bohong nya dan sambil menangis, kemarin waktu habis besuk kerumah sakit, kawan lamanya berinisial "X" seorang pria mengajak ketemu ngobrol-ngobrol di rumah makan. Sudah kenal 2 tahun yang lalu dan hanya komunikasi via bbm dan baru sering chat di tahun 2017 ini. Selanjutnya dari rumah makan tersebut si X mengajak jalan dengan mobilnya, menurut pengakuan isteri saat itu dirinya merasa nyaman seperti dihipnotis menurut saja waktu diajak ke hotel tanpa ada rasa canggung. Mungkin dari sini si Wartawan memfoto dan dijadikan bukti ancaman kata isteriku sambil menangis. Terus apa yang dilakukan di dalam kamar kataku dengan masih tenang tanpa emosi, isteriku hanya menjawab cuma ngobrol aja. Dalam hatiku tidak mungkin orang mengajak ke kamar hotel dan hanya berdua cuma untuk ngobrol. Kutenangkan hatiku untuk tidak langsung memojokan isteriku. Lalu kubilang coba suruh temennya kesini, biar kita bisa bahas ancaman tersebut kataku. Lalu isteriku mengetik di bmm nya, Besoknya kutanya kembali ke isteriku, gimana bisa datang kesini kawannya kataku, isteriku menjawab sudah di delcon kontaknya sama dia jawab isteriku sambil menangis. Lalu kuambil Alquran untuk dia bersumpah, Apa yang dilakukan di dalam kamar tanyaku dengan sedikit keras diucapan, isteriku hanya menangis menjawab tidak ingat sambil memegang Alquran. Aku hanya menceramahi nya dengan mengatakan kamu sering ke pengajian dan mempelajari hadist dan alquran. Bertemu dengan lelaki lain tanpa didampingi teman wanitamu atau keluargamu apa itu benar. Isteriku menangis mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepadaku. Dalam mengintrogasi istriku selama 1,5 bulan untuk mendapatkan cerita sebenarnya agak sulit dan penuh dengan kebohongan. tidak ada kekerasan fisik yang aku lakukan, kalaupun marah hanya teriakan dari mulutku. Hingga beberapa hari kemudian sambil kupeluk, aku mengatakan ceritakan saja apa yang terjadi dan tidak usah takut walaupun pahit kataku. Aku coba memaafkan jika memang telah terjadi sesuatu yang diharamkan kataku. Isteriku menangis dalam pelukanku dengan agak keras sambil bilang minta maaf. lalu kubilang akui jika memang sudah berzina. Dengan terisak dia menganggukan kepalanya sambil meminta maaf, dan kuulangi lagi pertanyaanya dia menjawab Iya sambil menangisi. Bukan mauku jawab isteriku dalam tangisnya. Saya berusaha menenangkannya, saat itu aku sedikit percaya mungkin benar apakah isteriku terkena gendam atau hipnotis pikirku. Aku berusaha mencari tau siapa si "X" yang tidak kuketahui identitasnya. Mungkin isteriku menutupi takut terjadi tindakan kekerasan dariku jika mengetahui keberadaan si X. Akhirnya sering terjadi keributan antara aku dan isteriku, tapi masih sebatas ribut di ucapan tanpa kekerasan fisik. Sudah 2 kali aku mengusirnya dari rumah dan 1 kali terucap cerai talak 1. Isteriku memohon ampun dan menangis tidak ingin berpisah denganku. Hingga 1,5 bulan kemudian, aku membuat tulisan di sebuah kertas untuk dia baca, jika isinya sesuai silahkan bersumpah dengan Alquran kataku. Isinya adalah : "Demi Allah, Saya bersumpah selama pernikahan 8 Tahun ini hanya berzina 1 kali, Jika saya berbohong maka saya akan menerima akibat Mendapatkan penyakit yang berat." Kamu baca dulu pikir dengan akal sehat kataku. Jika sudah siap ucapkan dengan memegang Al'Quran kataku. Saat itu juga isteriku menangis dan tidak berani mengucapkan kalimat tersebut, kukatakan lebih baik katakan sejujurnya jika memang benar ingin bertobat. Agak lama aku menunggu isteriku reda dari tangisnya, akhirnya terucap kebenaran dari keseluruhan ceritanya. Di pertengahan feb tersebut itu adalah pertemuan ke 8 di hotel, yang saat itu istriku sudah hamil 2 bulan lebih. 2 hari setelah pertemuan ke 8 tersebut, istriku BBM si "X" mengatakan mengakhiri hubungan untuk tidak bertemu kembali. Dari kesimpulan ini analisa saya, yang mengaku wartawan adalah suruhan dari si "X" yang mencoba menakuti isteri sehingga bisa melanjutkan hubungan, dari mana si wartawan itu bisa tau kalau isteri saya sedang hamil 2,5 bulan. Sepertinya si "X" tidak terima untuk diputuskan dan mencoba cara dengan teror agar isteriku takut akan sampai informasinya kepadaku (Suami), dan isteri akan terus dikendalikan oleh si "X" dan tetap dapat melakukan hubungan terlarang. Dan isteriku mengakui telah menjalin hubungan dari April 2016 hanya sebatas bbm, dan beberapa kali bertemu hanya Makan di salah satu Mall dikota kami.Dan seminggu setelah lebaran, di bulan Juli 2016 adalah Terjadinya perzinahan pertama mereka. Isteri mengaku hanya 1 bulan sekali melakukannya dengan si "X" di hotel yang sama. Dari bulan Juli 2016 sd Februari 2017. Pertemuan Mereka Lakukan, ada yang saat setelah isteriku mengantar anak sekolah masuk kekelas, dan kembali saat anak pulang sekolah, atau dengan alasan lain yang saya ingat memang ada istriku balik terlambat jam 2 siang. Dan anakku dijemput oleh tetanggaku pulang lebih dulu. Waktu lainnya adalah saat anak sudah pulang dari sekolah, dan Istri pamit ijin padaku untuk urusan ketempat ibu teman sekolah anaknya dan pulang menjelang maghrib. Entahlah akupun masih berfikir apa yang dia lakukan dengan sholat dan doanya. Jika memang khilaf mungkin hanya 1 atau 2 kali dan akan takut dengan ibadahnya. Bahkan dalam 1 minggu tersebut minimal 1 kali ke Pengajiannya. Ini yang sering kutanyakan kepada isteriku. Dan istriku tidak pernah dapat menjawab hanya berlinang air mata. Jika kamu memang cinta dengan si "X" silahkan kamu temui X dan kita berpisah kataku. isteriku menangis dan tidak ingin berpisah dariku. Isteriku masih berkeras sepertinya di Guna-guna atau di Pelet. Kalau sekedar untuk makan diluar ataupun liburan bersama keluarga di rentang periode tersebut beberapa kali kulakukan bersama isteri dan anak-anakku. Dan untuk urusan suami isteri seminggu 2 kali kami lakukan. Bahkan kalau aku mengingat kembali kebelakang, setiap mereka habis melakukan hubungan, dirumahpun isteriku selalu meminta juga untuk disetubuhi. saat ini Isteriku telah hamil dari bulan Desember 2016, Istriku bersumpah bahwa itu adalah janin dariku. Di bulan desember dia mengaku melakukan di akhir desember saat kondisi sudah hamil. Dan itu dilakukan esok harinya, setelah kami pulang dari liburan. Dan Di November melakukan sebelum Menstruasi. Aku cek catatan dokter kandungan diawal Januari hamil 5 minggu. Jika memang mengetahui hamil dari janinku kenapa di Januari setelah pemeriksaan hamil masih sempat berhubungan yang ke 7 dan februari ke 8 tanyaku. Jawaban isteriku: kalau sudah terima BBM dari si "X" seperti tidak dapat menolak mengikuti saja apa kemauannya. Bahkan kalau si "X" lama tidak BBM ada rasa kangen dan selalu menunggu di BBM. Apakah sering bicara lewat HP tanyaku. Ga pernah jawab isteriku, bahkan nomor hp nya aja ga punya katanya. Aneh juga ya 8 bulan berhubungan ga pernah telponan hanya lewat BBM tanyaku. Jika teringat 8 bulan tersebut aku dibohongi, rasanya ingin aku pergi meninggalkannya. Tapi mengingat saat ini istriku sedang hamil sudah bulan ke 4. Kuurungkan niatku sampai setelah melahirkan. Di dalam doaku selalu minta ampun selesai sholatku untuk mengampuni dosaku dan dosa isteriku. Entahlah siapa si "X" tersebut yang telah menggoyahkan iman isteriku, Dan merusak rumah tangga kami, Istrikupun mengetahui kalau si "X" juga sudah beristeri dengan 1 anak Perempuan. Demikianlah kisah nyata ini kuungkapkan ditengah kebingunganku menunggu kelahiran anak dari istriku. Dan apa yang harus aku lakukan setelah lahiran tersebut. Semoga ada solusi yang menyejukkan dari pembaca sekalian, dengan kondisi rumah tanggaku saat ini.
Sungguh, kisah hidup Saudara membuat saya bersimpati. Dalam hubungan suami istri atau berpasangan memang sangatlah menyakitkan apabila dinodai dengan kebohongan dan pengkhianatan. Dan salut untuk kebesaran hati Anda yang masih mau memaafkan dan bersabar dengan kenyataan pahit ini. Saya tidak mampu memberi solusi atau pendapat dalam kasus Anda ini, namun dengan kepala dingin dan memohon bimbingan dari Yang Kuasa, semoga diberikan jalan terbaik untuk Anda. Dan jangan lepaskan pengawasan akan anak2 Anda, semoga tidak membawa dampak yang buruk bagi mereka seandainya mereka melihat sang ibu atau Anda sendiri bersusah hati. Mereka tidak tahu apa yang terjadi dan riskan jika melihat pertengkaran atau tangisan orgtuanya. Tentang istri, mungkin dia tergoda karna sedari awal sudah memberi celah dengan mau bertemu atau makan dan ngobrol di luar tanpa sepengetahuan Anda. Jika memang ia sudah benar2 mengakui dan ingin bertaubat, berilah ia kesempatan meski mungkin berat bagi Anda untuk menerima, demi anak2 dan demi kandungannya. Perceraian tidak dianjurkan jika memang masih bisa diselesaikan dengan cara sebaik2nya bukan? Tapi semua berpulang pada Saudara. Pikirkan baik buruknya, dengan hati yang tenang Doa dan minta kekuatan dariNya Semoga Anda segera menemukan jalan terbaik. Tetap bersabar...
astagfirullah. bersabarlah menghadapi cobaan ini dan sepertinya anda cukup dewasa dalam menghadapi masalah ini. sebaiknya cari tahu dulu siapa si X ini dan mungkin ada informasi lain yang bisa diperoleh dari dia dan anda mungkin bisa mencocokan dengan cerita versi istri anda. berbohong pasti akan sangat susah menghilangkannya pasti akan terus berbohong dari pengakuanya saja dia sudah membohongi anda. saran saya temukan si X untuk memperjelas masalah anda selanjutnya mungkin anda bisa mengambil keputusan apa yang terbaik buat anda dan istri. bersabarlah menghadapi cobaan ini..
Coba lu cari ustad dan coba minta bantuannya. Kali aja beneran istri lu dipelet. Mungkin agak ga masuk akal ato musyrik, but it's happen in real life. Temen gw pernah jadi korban, bukan pelet sih tapi guna2 lain. Tapi bisa jadi juga emang dia bohong dari sononya.
Ngebayangin org yg di sayang ditiduri org lain sakit banget pasti ;( Pasti kepikiran apa dia senang tidur dgn org lain atau apa yg dia rasain saat ditiduri org lain, pasti muncul pikiran gitu yah Ditambah skrg kondisinya hamil, pasti kepikiran itu anak siapa ? Anak org atau bukan, Kalo soal yg ginian cerai atau tidak cerai dua duanya pilihan yg tepat tergantung cara pandang, Cerai ga salah , ga cerai ga salah
Saya bingung mau ngomong apa, klo emang kepikiran ya mau ga mau tes DNA, klo istrinya tersinggung ya ini emang udah salah satu resikonya. cerai ga cerai? istikharah deh, soalnya perempuan aja klo di selingkuhin sakit hati (karena emang lebih pake perasaan, biasanya bisa lama banget sakit hatinya). Apalagi laki2 yg emang ego sama harga dirinya dijunjung tinggi dan terlahir untuk saling jadi rival, klo dimainin gini saya yakin proses ikhlasnya lebih susah.
Saatnya utk introspeksi. Semua perselingkuhan pasti ada asal muasalnya. Sebab yg paling umum adalah ada kebutuhan mendasar yg tidak didapat dari pasangannya dan itu dia dapatkan dari orang lain. Dan kebutuhan mendasar itu pastilah lebih besar dari semua atribut dan ajaran agama serta nilai2 moral yg selama ini diyakini oleh istri anda. Saya bisa mengerti bila ego anda sebagai laki2 sangat terusik dgn kejadian ini. Dan bila anda sungguh2 mencintai isteri anda, maafkanlah dia dan beri dia sedikit ruang dan waktu utk merenung. "Terror" anda terhadap istri yg juga sedang diterror org lain tidak akan membuahkan hasil. Carilah jalan lain yg lebih lunak. Semoga berhasil.