Sudah Menyerah Terhadap Diri Sendiri Serta Hilang Gairah Hidup

Discussion in 'Ruang Curhat' started by Theodora12345, 1 January 2018.

Silakan gabung jadi member agar bisa posting
  1. Theodora12345

    Theodora12345 New Member

    Hallo semuanya salam kenal.

    Aku baru regist disini dan ingin sekali menceritakan curhatan hati ini karena aku tidak tahu lagi harus curhat kemana. Aku berumur 23 tahun dan sekarang tinggal sendiri (lagi kost). Aku punya orang tua namun tidak dekat dan aku juga punya banyak teman tapi tidak dekat juga. Semua hubunganku baik dengan keluarga dan teman hanyalah formalitas belaka, makanya aku tidak bisa curhat kepada mereka.

    Saat ini aku benar-benar dalam titik terendah dalam hidupku, aku ingin mati saja karena aku telah menyerah dalam hidup ini. Aku sudah tidak punya lagi harapan ataupun impian dalam hidupku. Karena semuanya sudah telat bagiku. Belakangan ini juga aku sudah hilang harapan terhadap tuhan dan jauh dari-Nya. Pikiranku satu saat ini, hanya ingin kehidupanku segera berakhir karena aku capek menjalaninya. Ketika aku menyukai sesuatu aku harus dipaksa membencinya begitupun sebaliknya ketika aku tidak menyukainya aku dipaksa harus menyukainya. Sungguh tidak mengenakan..

    Dalam kehidupanku rasanya sejak dari SMA sekitar5-6 tahun yang lalu sampai sekarang masalah itu bukanya mengurang atau lebih baik malah tambah parah bagi diriku. Masalah keluarga, finansial jadi yang terberat bagiku. Berawal dari masalah keluarga pas waktu SMA dimana ada pertengkaran hebat diantara orang tuaku yang membuatku shok, terus lagi masalah ekonomi keluarga yang jatuh yang membuatku kehilangan mimpiku untuk mencapai cita-cita.

    Sampai saat ini aku capek melihat kelakuan kedua orang tuaku yang tidak jujur satu sama lain. Dulu aku berharap mereka bisa rukun dan berdamai satu sama lain, tapi sekarang aku berharap mereka berpisah saja demi kebaikan keluarga ini. Masalah keluargaku sangat kompleks mulai dari sudah tidak ada cinta lagi diantara ayah dan ibu dan juga permasalahan hutang yang tidak kunjung selesai.

    Akibatnya aku selalu mengambil langkah yang salah dalam kehidupanku. Sehabis lulus SMA aku kuliah D3, aku dulu mikirnya kuliah D3 bisa cepat lulus dan kerja serta membantu keluarga. Eh taunya aku sangat tidak enjoy menjalani kuliah di D3 karena ternyata tidak sesuai keinginanku sebelumnya. Pada saat kuliah lagi-lagi masalah keluarga dan finasial yang bikin aku frustasi. Mendengar ibu dipukuli sama ayah, telat bayar beberapa semester aku jalani semua itu. Aku sempat lulus tes dan mau pindah ke S1 sebelumnya tapi gak jadi, lagi-lagi gara-gara keluarga.

    Skip saja... karena aku bingung terlalu panjang untuk diceritakan semuanya dan aku bingung harus memulai darimana.

    Intinyaaaa... aku telah hilang harapan dan gairah dalam hidup ini, aku sudah menyerah pada diri sendiri karena situasi yang ada. Dulu aku membayangkan pada usia sekarang ini aku sedang kuliah di luar negeri atau kerja mapan, eh kenyataanya aku pendidikanku mentok di D3 dan sekarang sedang bekerja dimana pekerjaan yang aku jalani ini aku sangat tidak menyukainya. Aku sangat membenci pendidikanku ini, aku nyesal ngambil D3, aku sangat iri kepada teman-temanku yang sekarang sudah lulus s1 dan ataupun lagi sekarang daftar s2. Aku benci kedua orang tuanya yang ketika aku ngeluh mereka hanya bilang jalani saja dan tidak mau mendengarkanku, padahal aku butuh support dari mereka. Makanya aku malas bercerita sama orang tua karena aku tahu jawabanya dan tidak ada manfaatnya bagiku. Maaf jika dibaca terlihat aku ini seorang yang lemah atauapalah, tapi tidak sesederhana itu. Ada cerita lain yang sulit aku ceritakan disini karena aku tidak tahu gimana memulainya, seperti aku berhutang puluhan juta kepada bibiku karena tahun lalu aku sempat nekad ngambil kuliah S1 lagi dari awal namun berhenti ditengah jalan karena lagi-lagi ngelihat kondisi keluarga, terus lagi pekerjaanku yang sekarang ini juga hasil nepotisme dari keluarga bibiku, jadi jika aku keluar dan ingin cari yang lain atau kuliah lagi, lagi-lagi pasti dicap pasti orang yang gak tau diri, dan masih banyak lagi cerita yang ingin aku sampaikan namun bingung memulainya.

    Aku bingung harus gimana, tiap hari aku nangis dan terikat masa lalu, selalu saja berandai-andai, seandainya tidak begini dan begitu :(

    Sekarang ini aku hidup hanya sekadar hidup, karena untuk mengejar mimpi rasanya sudah telat bagiku. Sedih, aku ingin mati saja dan cepat berakhir, sudah tidak ada gairah lagi dalam hidup. Aku kesepian, teman-temanku perlahan meninggalkanku dan mereka hidupnya makin kesini keliatanya makin jauh lebih baik daripada diriku, sedangkan aku makin terpuruk. Aku tidak punya orang terdekat untuk menceritakan ini semua, kedua orangtuaku tidak dapat kupecarya, teman-temanku hanya formalitas. Teman-temanku melihatku pasti seeperti dalam kondisi baik-baik saja, padahal mah hidupku sedang hancur.

    aku tidak tahu harus gimana lagiiii... aku sudah mulai jauh dari tuhan, aku pun mulai menyakiti diri sendiri, aku sudah jarang makan, badanku makin kurus, pikiranku stres, tidur larut malam, sungguh aku tidak sanggup menjalani hidup seperti ini seorang diri..

    jika aku mati pun aku tidak menyesal sekarang, karena toh semuanya sudah tidak ada gunanya lagi buatku.

    maaf ya aku nyampah disini.
     
    Mufana14 and Heayoura Anastasia like this.
  2. juzie

    juzie Well-Known Member

    iya gpp
    lain kali klo mau memutuskan sesuatu itu mesti dipikir baik", jangan asal main tancap
    sementara kerja d sana coba cari" kerja yg lain yg lbh bagus
     
  3. Teruntuk jiwa yang gaduh, riuh bergemuruh. Teruntuk raga yang dahaga di telaga kekeringan. Teruntuk sekeping hati yang pergi, kemari dengarlah.. Mari kemari, meski engkau telah menjauh… jauh sejauh jauhnya. Kembalilah..

    Merebahlah.. Istirahatkanlah hatimu, sejenak saja. Atau hingga engkau bosan. Hentikan usahamu menyalahkan diri sendiri. Sejenak hentikan usahamu melawan ketetapan-Nya. Sebentar saja, dunia ini hanya sebentar. Tak usahlah engkau menangis. Karena, dia, mereka dan semua akan engkau campakkan seusai upacara penguburan jasadmu.

    Saat nuranimu pun terdiam, saat hatimu berhenti berbisik-bisik. Saat jiwamu tertindih kesedihan, terluka dengan duka-duka. Saat belantara dadamu itu terasa sesak dan rusuk-rusuk menghimpit. Saat-saat itulah kesanggupanmu untuk menjadi dewasa dididik, karena kita memang harus segera dewasa dan bersahabat dengan kehidupan ini. Kehidupan untuk satu kehidupan yang maha hidup.

    Ada saatnya keramahan, ketegaran dan kebaikan yang nampak hanyalah ilusi. Dalam kejujuran hati lah tersimpan kemarahan dan kesedihan.

    Salam bahagiaku untukmu. Untuk yang hatinya rendah dan hina di hadapan-Nya.

    Saat terbaring atau berdiri, saat semua bersamamu atau saat tak sesiapapun peduli. Saat jiwa itu mulai terdiam, dan istananya tiba-tiba saja sepi, atau gaduh dengan kekhawatiran. Namun kau masih tegar dan berdiri, menyendiri di sudut-sudut malam pelarian.

    Jika saja, pagi cahaya matahari tidak menemuimu di tempat yang biasa, maka pastikanlah bahwa ia tidak enggan menyapa. Ia senantiasa setia teguh dan patuh menerangi bumi, laksana nur-illahi yang hangat di setiap jiwa yang mengimani.

    Ketahuilah matahari tak pernah enggan menyinari pagimu. Mungkin hari ini takdir lain sedang mencegahnya; awan.

    Awanpun takdir-Nya. Maka bersahabatlah dengan mereka, karena semua adalah rencana-Nya. Mungkin awan baru saja melintasi petani di surau kecilnya memberi harapan hujan untuk ladangnya yang kering.

    Jangan berprasangka pada-Nya, hanya karena engkau merasa jauh. Ketahuilah, sesungguhnya Rabb-mu tidak pernah menjauh darimu, sedetik pun. Tidak, ia tetap denganmu dengan ke-Maha Sabaran-Nya.

    Jangan pula kau merasa paling tawadhu, padahal disana kau sedang takabbur. Merasa diri paling dekat.

    Bukankah Rabb-mu juga memberi kelonggaran kepada orang orang kuffur nikmat dengan hadiah-hadiah kehidupan di hari ini dan sebelumnya?

    Tak usahlah peduli dengan mereka yang merendahkanmu. Sesungguhnya Rabb-mu ingin memuliakanmu dengan ke-Maha Muliaan-Nya. Maka segeralah, merendah kepada-Nya. Bertafakurlah di antara malam-Nya. Semampumu saja.

    Tak usahlah bertafakur di tengah malam, jika matamu memang kalah mengantuk. Tak usahlah duduk duduk di pojokan masjid, menangis dan mengadu, jika memang dirimu tak mampu. Duduklah di tepian terjalnya tebing kehidupan yang hampir saja menjerumuskanmu. Ataukah saat ini engkau telah terjatuh di lembahnya?

    Tak apa, jangan marah. Duduklah di sana dan pikirkanlah. Tanyakanlah kepada nuranimu. Benarkah dirimu telah bersih dari kotoran dosa-dosa? Hingga begitu angkuhnya dan merasa pantas untuk marah dengan musibah ini? Benarkah diri itu telah siap untuk kembali terbangun di alam mahsyar tanpa hisab karena begitu bersihnya?

    Ingat kembali tentang berbagai keharaman-keharaman yang pernah atau masih kita lakukan, tentang kewajiban-kewajiban yang pernah kita lalaikan. Bukankah setiap dosa itu pasti dibalasi?

    Sungguh.. Tuhanmu ingin mengurangi bebanmu di akhirat nanti.

    Lihatlah betapa kasih sayang-Nya yang telah meringankan api neraka dengan cicilan musibah ini. Yakinkanlah musibah ini hanya cicilan dosa saja, hanya cicilan Azab. Sakitnya tidak akan melebihi kematian.

    Yah, ini hanyalah cicilan. Semua keluh kesah yang membasahi hati, itu pun dicatatkan sebagai pengurang dosa.

    Jangan bodoh, jangan ingin mati. Mati bukanlah akhir dari penderitaan. Kematian hanyalah awal dari penderitaan abadi jika engkau tidak siap.

    Lihatlah dirimu , bukankah ini dunia? Apa yang engkau khawatirkan tentang dunia ini? Dunia ini hanya persinggahan, persinggahan bernama dunia.

    Engkau masih berdiri dan bebas di sini. Dirimu masih di dunia, lihatlah dan bersyukurlah. Disini tidak ada tanah yang menghimpitmu. Atau gelap yang membutakanmu. Udara masih gratis. Ini adalah dunia. Dunia yang sering kita dustakan nikmatnya.

    Kita masih di dunia kawan, bukan di kuburan. Matahari masih di sana, di tempat yang biasa meski awan menutupinya.

    Tersenyumlah meski sakit. Merintihlah, mengadulah kepada-Nya. Rintihanmu memanggil-Nya adalah dzikir. Dzikir adalah mengingat-Nya. Mengingat Rabb yang sering kita lupakan.

    Kesabaran itu harus dilatih, dan pelatihan ini tiada akhir. Hamparan dunia ini adalah medannya, medan untuk menguji kesabaran agar kita menjadi benar-benar teruji dan berkualitas tinggi.

    Selalu ada kegaduhan di awal cerita tak terduga yang menghampiri kita. Tapi di ujung kesabaran itu sesungguhnya ada nikmat. Di tengahnya ada cahaya harapan. Lamanya rentan waktu penantian.. menanti nanti pertolongan Nya adalah ibadah. Sungguh para malaikat tak pernah lelah mencatatnya sebagai satu ibadah kita yang sempurna disisi-Nya.

    Jika tidak dengan guncangan dan musibah-musibah itu, lalu hal apakah lagi yang akan mengingatkan kita? Inilah hal-hal yang seharusnya semakin mendekatkan diri kita kepada-Nya.

    Intiplah rahasianya. Pasti ada hikmahnya. Lalu nantikanlah.. Di antara gelapnya suasana, di sana ada cahaya membimbing senyum di wajahmu,..

    Segera setelah musibah itu mereda, di sana bahumu semakin kokoh.

    Tak usahlah mengeluh atas duka duka dan kepedihan. Kamu tidak sendiri kawan, semua juga sedang menanti sang pelangi.
    Anggaplah tulisan ini sahabatmu, Seseorang yang meraihmu dengan tulus saat bibirmu nanti mulai berkata-kata, “yah, hidup ini memang tidak mudah..”

    Sahabat yang tidak menertawakanmu saat engkau salah, yang membenarkanmu saat semua seperti menyalahkanmu. Sahabat yang senang duduk bersamamu saat dunia dan semua seakan menyalahkanmu. Sahabat yang menitikan air mata saat kau hampir menangis.

    Anggaplah tulisan ini sahabatmu. Sahabat yang tidak pernah menyalahkanmu. Sahabat yang ingin memahamimu ketika dirimu marah. Sahabat yang tidak mampu tersenyum saat dirimu murung. Sahabat yang tak sanggup tertawa saat engkau terluka. Sahabat yang ikut terluka saat kakimu melemah dan terjatuh. Sahabat yang ingin mengingatkanmu lagi tentang masa masa dulu, ketika bahumu tangguh menatap harapan, menuntunmu lagi, melembutkan hatimu, mengingatkanmu saat-saat seperti dulu, ketika kau terduduk di pojokan menangis memohon ampunan kepada-Nya. Sahabat yang ingin menegur dan mengingatkanmu, berdoa di belakangmu, membersihkan namamu dan duri yang menusukmu.

    Kamu mungkin tak pernah mengenal jari siapa yang lancang menasihatimu ini. Namun bersaudara itu adalah ajaran dari agama ku. Mari berjalan berdampingan. Mencari oase di tengah gersangnya kehidupan.. Menuju keabadian.

    Anggap saja sebagai.
    Sahabat jauh yang mungkin tidak pernah engkau kenal. Sahabat yang bahkan tidak pernah bertemu dalam tatapan. Sahabat yang menatapmu dari kejauhan.

    Lupakanlah siapa penulisnya.

    Analogi dan diksi sederhana ini, sengaja kualirkan melalui jari, semoga hatimu yang sedikit gusar kembali tenang.
     
    upputra, Rasyda husna, Anii and 2 others like this.
  4. Theodora12345

    Theodora12345 New Member

    justru karena terlalu banyak berpikir hasilnya begini.. :(
     
  5. Theodora12345

    Theodora12345 New Member

    Salam sahabatku nan jauh disana.

    Hayati disini sudah lelah akan kehidupan yang hayati jalani saat ini. Tak ada teman, keluarga, ataupun orang terdekat yang mengerti keadaan hayati. Tampak dari luar seperti baik-baik saja namun dari dalam diri ini merintih perih kesakitan karena bak hidup seorang diri di alam ini.

    Ingin berbicara namun tak kuasa, karena akan mendapatkan hasil yang hayati tau apa jawabnya.

    Sekuat-kuatnya tembok apabila diguncang akhirnya bisa rubuhnya, itulah yang jiwa hayati rasakan. Hayati mencoba kuat seorang diri namun pada akhirnya tak mampu.

    Jika tau seperti pada akhirnya, mungkin harap hayati dulu adalah tidak tercipta, jikapun ada satu permintaan hayati ingin memohon untuk diciptakan saja kembali karena diri ini, tentunya hayati sudah rusak dan tak bisa diperbaiki lagi.

    Hanya sesal saja yang hayati bawa sampai matai, wahai Sahabat.
     
  6. Fefei

    Fefei Active Member

    Dear kakak yg cantik,
    Hai kak, aku kok kayak baca beberapa kisah hidupku di kakak ya hehehe
    Tenang aja kak, kakak nggak sendirian, aku juga gitu mirip2 kakak, malah aku gabisa kuliah sama sekali loh. Bersyukur kak, bisa mencicip rasanya pernah kuliah D3 karena ada yg gabisa kuliah sama sekali, bukan aku aja banyak anak di luaran sana yg bahkan D3 pun aja nggak pernah.
    Iya meskipun kakak menyesal ya kuliah D3, memang sih menjalani hal yg nggak kita suka itu ga enak banget, tersiksa, kesel, pengen lari tapi gabisa iya kan? Apalagi kalau hasilnya nggak seperti yg kita harapkan.
    Tapi adakalanya kita nggak bisa lihat yg di atas terus, karena ada istilah kalau kita jalan terus2an mendongak ke atas bakalan ketabrak, gitu juga dengan menunduk terus kita bakalan jatuh, makanya dalam hidup kita harus jalan melihat ke depan.
    Itu teorinya sih tapi in reality nggak semudah itu ya kan.
    Aku tahu banget rasanya kayak gitu, temen2 pada kuliah, cuma aku yg ga kuliah, minder kan? Malu kan? Iri kan? So pasti!
    Ngeliat ke atas terus? Aku banget! Tapi... mau sampai kapan lihat yg lebih unggul dari kita terus? Sampai kapan mau banding2in hidup kayak gitu?
    Aku emang gabisa ngasih solusi macem2 kak, kita itu sama, tertekan karena kondisi keluarga, ga ada temen, terpaksa harus ngejalanin hal yg ga disuka. Jadi mungkin sharing aja ya.
    Sekarang kakak masih bisa kerja, aku juga sempet kerja, sama kak kerjaannya juga aku gasuka, bosnya jahat, suasananya ga enak, temen2nya jahat2, tertekan banget. Tapi ada hal yg seenggaknya bisa aku syukuri, nggak munafik ya, uang. Meskipun gasuka sama kerjaannya paling nggak bisa ngumpulin uang meski sedikit, dan sebenernya masih banyak hal2 kecil yg bisa aku syukuri waktu kerja dulu, memang kak waktu kerja rasanya kayak "ah apaan ga dapet apapun di sini! Ini bukan passionku, bukan duniaku".
    Tapi justru semua hal itu yg mendewasakanku kak, mentalnya jadi kebal, pernah tau rasanya tertekan, dimarahin bos, difitnah segala macem dan sebagainya, dan bahkan dipecat karena tuduhan yg nggak aku lakukan. Mungkin kakak memang frustasi dengan kerjaan kakak sekarang, tapi percaya deh kak, Tuhan pasti buka jalan.
    Kadang kesel memang ditunggu2 kenapa jalannya nggak kebuka2 iya kan? Jalannya berkelok dan bergeronjal kak, kita harus kuat meski jalan dengan kaki terseok-seok.
    Aku juga kehilangan harapan dan mimpi kayak kakak, aku juga ngejalanin hidup yg sekarang aja tanpa mikirin lagi apa sih itu mimpi, bahkan untuk bermimpi tinggi pun malu rasanya, aku juga punya harapan besar banget buat kuliah kak, bayanganku besar banget untuk sukses muda tapi masih kayak gini aja. Tapi sungguh kak, aku nggak pernah punya keinginan untuk bunuh diri, karena apa ya, aku masih mikir kalau aku mati muda sayang banget aku kan belum tahu ke depannya gimana, siapa tau ada mukjizat iya kan? Selama kita berusaha pasti bisa kak, pasti ada jalan, yakinku selalu seperti itu.
    Tapi tahu nggak kak, aku juga nangis loh tiap malem, meratapi hidup, meratapi kenapa dulu begini, kenapa dulu begitu, kenapa sekarang masih begini aja.
    Tapi untuk mati nggak kak, aku masih mikirin papa sama mamaku, jujur ya kak, aku juga bisa dibilang agak broken home. Papaku dulu juga seperti ayahnya kakak, suka mukul mama, ngamuk2 nggak jelas, waktu kecil aku sering ngelihat kedua ortuku bertengkar hebat, papaku juga pengangguran sampek sekarang hanya bisa coba2 ternak hewan yg ga pernah berhasil. Hidup hasil sumbangan saudara2 mama, beban kak, meski nggak seberat keluarga kakak yg sampai punya hutang. Tapi di hati ini rasanya benci sampai ke dasar yg paling dalam, gara2 papa aku gabisa kuliah, jadi rendah diri, papa juga sering banget ngerendahin dan maki2 mama dan aku, meski sekarang sudah mendingn tapi kerjaannya setiap hari cuma main kartu sambil taruhan, santai2 duduk2 nonton tv sementara aku sekarang bingung cari kerjaan, coba2 kerja sendiri bikin aksesoris aku jualin keliling2 pasar, titip2 toko. Kakak bencikan sama ortu kakak? Sama, aku benci sekali sama papaku, tapi aku anak tunggal kak, nanti ortuku kalau tua hidup sama siapa kalau aku mati.
    Aku benci sebenernya merawat papa waktu dia sudah tua nanti, aku gasudi kasarannya, tapi kita ini anak kak, kita melawan ortu yg sebenarnya memang salah pun pandangan orang lain apa? Kita anak durhaka.
    Kak, menangislah sama Tuhan kak, tutup kamar kakak, berdoalah menurut iman kakak, keluarkan semua uneg2 yg ada kak, ceritakan semua sama Tuhan, kakak utarakan semua kemarahan kakak, kekesalan kakak.
    Nggak ada lagi yg bisa nolong kakak, akupun juga gitu kak, temen semua hilang lenyap, papa kayak gitu, dunia serasa benci kita iyakan? Tapi percaya kak, Tuhan nggak akan benci kakak, meski kita melupakan Tuhan Dia nggak akan lupa sama kita.
    Aku juga sering merasa Tuhan nggak adil, kenapa Tuhan tega seperti ini, tapi aku percaya Tuhan nggak pernah meninggalkan aku kak, dia ngasih semua masalah berat ini karena kita ini istimewa, karena Tuhan percaya kita bisa laluin ini semua.
    Maaf ya kak, aku jadi ikutan curhat, semangat kakak, kakak harus ingat kakak nggak sendirian.
    Kalau kakak mau curhat lebih lagi kita bisa temenan kak, aku always welcome.
    Maaf juga kalau ada yg salah atau terkesan menggurui hanya sharing aja, terus semangat kakak.
    With love, Fei
     
  7. joamstrong

    joamstrong Active Member

    hallo kak, btw semangat untuk hari-harimu.
    perbanyak berdoa supaya kakak tidak membenci kedua orang tua.
    jangan menyesali apa yang sudah kaka ambil di masa lalu, Tuhan pasti punya rencana indah untuk di kemudian hari.
    masih banyak yang mendukung mu kak.
    jangan lupa bersyukur sama Tuhan untuk semua yang uda Tuhan kasih buat kita hingga saat ini.
    ketika orang lain tidak mau mendengarkan kakak, tetapi ada Tuhan yang selalu open heart untuk menerima keluh kesah kakak.
     
  8. dreamcalm

    dreamcalm Member

    prinsipku sih gini,, sesakit apapun asal niatnya baik dan membangun lebih baik daripada sakit yang ringan tapi niatnya jelek dan destruktif. contoh sederhananya gini: aku lebih memilih fitness sampai bengkak-bengkak seharian sakit daripada ketemu toxic peoples sekalipun cuma ngejek doang.

    intinya mandiri bergantung sama Allah dan hati nurani diri kita sendiri, selebihnya asal ngga melanggar hukum dan norma no problem.
     
  9. Hi..selamat siang

    Terkadang tidak selamanya rencana yang telah kita susun sedemikian rupa berjalan mulus, namun 1 yang perlu diingat bahwa semua permasalahan pasti ada jalan keluarnya, dan Tuhan tidak akan memberikan ujian melebihi kemampuan umatnya itu sendiri.

    Iri terhadap kehidupan orang lain?
    Jika menjadi motivasi, silahkan.
    Jika menjadi penghancur diri, lupakan.

    Tentukan apa tujuan hidupmu ke depan, itu yang akan membimbingmu menuju kesuksesan.
    Harus lebih baik dan lebih baik lagi dari saat ini.
    Sukses bukan berarti hanya harta, tapi juga ketenangan batin.

    Semoga membantu

    Jika ingin curhat lebih bisa hubungi heayoura.anastasia@gmail.com
    Bagikan ke temanmu ya surel ini, semoga kami bisa membantu lebih banyak orang
     
    dreamcalm likes this.
  10. Mufana14

    Mufana14 Member

    Yang sabar ya, jangan terlalu serius jalani hidup ini, karena memang hidup ini tidak ada artinya
     
  11. juzie

    juzie Well-Known Member

    berpikir jgn trlalu banyak juga, cukup mikirin hasilnya gmn sama resiko ke depannya biar bisa ngeprediksi kesulitan" nantinya.
    coba km renungkan lagi apa tujuan km mengambil tindakan ini itu, tetep fokus sama tujuan itu, klo ada masalah ini itu jalanin aja insyaallah ada aja jalan keluarnya kok, yakin deh lari dari masalah itu sebenarnya ga aman samsek. klopun km mau meninggalkan masalahmu yg skrg, coba ambil ancang" planing gitu loh, tp yg lbh mateng

    ini hidup, ga semua apa yg kita anggep nyaman itu harus trwujud, kita yg harus mnyesuaikan keadaan, seenggaknya km punya pekerjaan yg bisa mndtgkan uang, cobalah memprioritaskan kebutuhan dlu
     
  12. Husain

    Husain Active Member

    Keep it simple, keep it honest, keep it real.
     
  13. lunaya

    lunaya Member

    gue ngerti banget perasaan lu sekarang, semua nya kerasa berat pingin rasanya cerita atau berbagi ke orang tua, tapi apadaya kalo orang tua ga bisa jadi tempat curahan hati terbaik.
    Mau curhat ke temen juga rasanya sia sia...
    gue juga sering kepikiran kayak lu buat nyerah sama semua keadaan, sampe detik ini juga gue masih berpikiran yang sama kayak elu, setelah baca cerita lu gue ngerasa kayak nemu kembaran nasib yang dibedakan oleh raga
     
  14. RumputLiar

    RumputLiar Active Member

    Sharing Yang bagus banget sis.... gw juga sama tapi gak ngerasa digurui. Gw jadi terharu sama kuatnya km. Mungkin sis Theodora bisa curhat sama sis ini. Kalian bisa saling curhat-curhatan.
     
    Fefei likes this.
  15. Fefei

    Fefei Active Member

    Makasih loh jadi ikutan terharu #nangis di pojokan hahaha
    Iya nih kak ketemu teman senasib hehe
     
  16. Theodora12345

    Theodora12345 New Member

    Hai sayang :), terimakasih sudah berbagi di threadku ini. Maaf aku baru bisa online dan membalas postmu ini.
    Ya, aku tau pasti semua orang mempunyai banyak masalahnya masing-masing, dan itu tidak bisa dibandingkan karena kita sendirilah yang menjalaninya.

    Pikiran untuk mati sebenarnya emang selalu terlintas dan dengan entengnya aku ucapkan sekarang ini, karena aku memang sudah no hope banget dengan hidupku dan mimpiku ini. Ya, aku mati boleh saja tapi pikiran untuk suicide attempt sih enggak, tapi klo waktuku dekat untuk mati sih its ok toh udah takdirnya. Beda sama dulu, aku tuh takut banget sama mati dan sampai kena anxiety disorder karena takut mati. Kenapa takut mati waktu dulu? Karena dulu aku mikirnya aku masih banyak cita-cita yang belum bisa wujudkan, belum bisa banggain dan bahagian orang tua, etc. Tapi, faktanya sekarang? Hell yeah, aku cepat matipun gak apa-apa.

    Akupun sudah jauh dari Tuhan sekarang, aku menyerah dan give up. Asal kamu tau, sekarang ini aku yang lagi ngetik ini dalam keadaan pusing, aku baru saja pulang dari bar habis minum-minum diajak teman, dan aku sadar kalau aku ini telah salah dan berbuat dosa. Aku melakukan ini biar aku deserved apa yang aku jalani sekarang. Aku benar-benar depresi.

    I'm look good outside but messed up inside.

    Belum lagi sikapku yang durhaka. ibuku setiap hari selalu chat aku, nanyain kabarku, etc. Tapi aku jawab dingin dan cuekin dia. Aku gak enak sebenarnya dan pengen nangis, aku tau ibuku mencoba buat dekat denganku, tapi aku sudah terlanjur kecewa sama hidup aku makanya aku bersikap kepadanya seperti itu. Kalaupun aku bersikap terbuka dan bicara blak-blakan padanya sekarang, tapi percuma, udah gak bisa ngerubah keadaan dan memperbaiki diriku. Aku benar-benar sudah tidak bisa diperbaiki, sedih rasanya.

    Yah da mau gimana lagi ya, sementara aku juga menjalani aja dulu hidupku ini, aku gak tau ke depannya, aku benar-benar sudah gak kuat sebenarnya :(((((((
     
  17. Theodora12345

    Theodora12345 New Member

    Hallo, thanks ya :)
    Aku sayang banget sama orang tuaku benenran tapi disatu sisi ya kecewa, entahlah perasaan apa ini namanya.
    Sayangnya sekarang ini aku sudah jauh sama Tuhan, akupun sudah pasrah saja jika nanti memang aku ini adalah seorang pendosa.

    terkadang aku selalu mikir dosa apa aku ini, perasaan aku jarang ngelakuin dosa yang berat-berat, baru akhir2 ini saja setelah kejadian yang menimpa sekarang aku mulai berani melakukan dosa yang lebih berat.

    Hallo thanks, jika sempat menulis aku nanti kirim email ke kamu.

    jika tidak ada artinya kenapa aku hidup ? Padahal sebelumnya aku kan gak minta dihidupkan, apalagi jika tau begini rasanya mending gak usah hidup aja.

    but reality is hard and unfair

    Hai :),
    dari dulu aku gak pernah cerita-certa ke orang tua dan tidak dekat, karena orang tua sibuk dan gengsi aja cerita ke orang tua. Ke teman juga malu, karena teman-temanku taunya aku ini biasa aja dan baik-baik saja, kalau curhat begini shock lah mereka.
     
    Heayoura Anastasia likes this.

  18. ditunggu ya
    kami dengan sangat senang membantu anda
    menjadi teman curhat anda
    semoga bisa menjadi sahabat dumay anda... dan mampu meringankan beban anda walaupun tidak seberapa...^_^
     
  19. RumputLiar

    RumputLiar Active Member

  20. mrsdby

    mrsdby New Member

    Hai Theodora!
    Gw bernasib sama sama lo. Gw sendiri, hubungan dengan orang tua gak baik dan temen temen menurut gw cuma formalitas aja. Gw punya perasaan yang sama sama lo cuma kita berbeda cerita dan keadaan. Menurut gw lebih baik dicintai daripada mencintai karena cinta akan datang karena terbiasa.
    Maybe kita bisa ketemu? Btw, gw gak tau lo cewek atau cowok. Dan lo gak usah takut kalo gw lesbonk.
    Wa 081398830665, Thanks.
     
    RumputLiar likes this.

Share This Page