Saya mau lulus, saya mau cari kerja, saya juga memikirkan menikah tapi calon masih abu abu tidak pasti? Teman teman saya banyak yang menikah ditambah lagi ornag tua mengingatkan tetap harus memikirkan persiapan calon dan menikah, beliau mengungkit masalalu saya, apakah saya tetap dengannya. Ada yang saya tunggu, dulu berjanji tidak akan meninggalkan saya, tapi karena saya putuskan karena dilarang pacaran sampai menikah. Saya berencana S3 di umur 24 tahun ini karena dibantu professor saya. Pertanyaan: Apa yang harus saya lakukan? Saya takut semua tidak beres.
choose your way.. dan pertahankan itu.. selama lu yakin, dan terus berdoa.. selama itu pula tuhan gak akan meninggalkanmu dan tuhan akan memberimu jalan yang lu butuhkan bukan yang lu inginkan.. karena tuhan lebih tahu dari lu bro.. gk usah khawatir soal jodoh.. jalanin aja seperti air mengalir di sungai.. semua akan indah pada waktunya.. tuhan gak akan ninggalin orang yang benar" berusaha..
Jika ketegangan tidak segera mendapat keredaan melalui jalan menikah, nanti akan timbul kecenderungan berpikir otistik atau wishful thinking atau autistik thinking, yaitu pikiran yang berdasarkan keinginan saja. Wishful thinking adalah tatkala seseorang itu ingin sekali supaya sesuatu benar-benar terjadi, kemudian seringkali membohongi dirinya dengan berpikir bahwa hal itu memang benar terjadi. Kita semua mengetahui bagaimana gampangnya kita menyuruh prasangka-prasangka dan keinginan-keinginan kita mengatur pikiran kita. Juga seorang sarjana yang objektif harus hati-hati untuk mencegah supaya keinginan teoritisnya tidak memengaruhi observasi dan pemikirannya. Itulah sebabnya mengapa ia berhati-hati untuk menyediakan kontrol yang wajar bagi eksperimen dan observasinya dan untuk mengulanginya sehingga ia pasti, bahwa yang dilihatnya untuk pertama kali itu sungguh-sungguh benar. Wishful thinking terus-menerus siap untuk menjerumuskan kita. Jika keadaan sudah normal akal akan memonopoli segala kegiatan rohaniah seperti pengamatan, perhatian, belajar, mengingat-ngingat, memutuskan, membedakan pemikiran dan berkhayal. Semua proses tersebut menjadi lebih sempurna sewaktu akal mengambil pengawasan. Oleh sebab itu redakan dulu ketegangan dengan jalan yang baik, sesuai kenyataan, hukum agama dan etika masyarakat kita dengan menikah, sehingga kamu bukan saja mendapatkan peredaan, akan tetapi penghargaan dari nurani. Sebuah hadits menyatakan: "Barang siapa mengamalkan (mengerjakan) ilmu yang ia ketahui, maka الله akan memberikan ilmu yang ia tidak ketahui." Maksudnya adalah الله memberikan kelapangan jalan menuntut ilmu secara lahiriah maupun bathiniah.
Bikin skala prioritas. Misal: 1. Kerja 2. Ambil S3 3. Nikah (urutan n isinya bisa kamu bikin sendiri) Selesaikan satu per satu. Semoga sukses!
Ke ketika ilmu dituntut secara lahiriah dan batiniah, terdapat hal yang memnag bisa dibuat pelaharan hidup, memang ada sebuah hadist, tuntutlah ilmu sampai pada liat lahat. Lalu bagaimana menerapkan nya pada kehidupan?
Santai aja umur 24 masih muda dan kalau di kota besar baru pikirin nikah umur 30 ke atas bahkan ada yg umur 40
Menerapkannya dari yang paling sederhana, sebagaimana penjelasan diatas mengenai peredaan ketegangan itu. Penundaan kebutuhan biologis tidak meredakan energinya, karena energi itu tidak musnah melainkan berpindah. Melihat usiamu yang sudah cukup matang, jika kamu menundanya terlampau lama bukan saja energi pindahan itu dapat mengganggu mekanisme rohaniah, namun hukuman dari nurani karena mengabaikan perintah kedua orang tua akan menjadi ketegangan tersendiri yang secara otomatis mengganggu proses pengamatan, pembelajaran & segala hal yang menunjang penulisan disertasi untuk memperoleh gelar doktor (S3).
sans bor, dunia luas. ketika lu lanjut s3 bisa aja ketemu jodoh disana kan? atau ternyata lewat gelar s3 lu, lu dapet kerjaan yang lebih mapan dan ketemu jodoh disana? Yang Maha Kuasa bakal kasih kejutan dengan cara yang tidak akan lu bayangkan. tetep semangat, kerja keras dan jangan lupa ibadah juga
wow udah mo s3! em.. susah memang nyari jodoh atau milih. masa sih kita nanyain satu2? kalau mau jadi perempuan karir itu susah2 gampang, bisa bantu ekonomi tapi jadi ibu rumah tangga juga sibuk. yang jelas, cari yang jelas dan mapan. semua berawal dari komunikasi, jika intensitas dalam komunikasi di antara kedua belah pihak semakin meningkat maka suatu hal mungkin akan terjadi.