Entahlah saya harus mulai dari mana, sebenarnya saya benci untuk mengatakan ini. Tapi, jujur kepala saya serasa ingin pecah jika memendam semua ini sendiri. Sejak kecil saya selalu merasa terkucilkan walau sebenarnya saya mempunyai beberapa teman bermain yang seumuran dengan saya. Entah mengapa, jika saya marah atau tersinggung saya merasa selalu ingin membunuh orang-orang yang membuat saya marah dan tersinggung. Namun, sejak kecil juga saya sudah bisa menalar. Membunuh manusia merupakan hal yang keji. Saya lebih suka menyendiri daripada melakukan banyak interaksi dengan orang-orang di sekitar saya. Dan, syukurnya saya selalu bisa mengendalikan perasaan itu hingga detik ini. Saya merasa sangat bersyukur akan hal itu. Sekarang saya sudah remaja, dan perasaan ingin membunuh semua orang-orang itu masih juga belum hilang. Saya bukanlah orang yang pendiam. Tapi saya orang yang tertutup. Bahkan, kedua orang tua saya juga tidak bisa merasakan semua hal ganjil yang ada pada diri saya. Mereka selalu menganggap saya normal dan suka menyakiti saya dari sisi psikologis selama bertahun-tahun belakangan ini. Jika emosi saya tidak stabil, dipikiran saya selalu terlinas sebuah bayangan yang mengerikan. Sebuah bayangan saya sedang membunuh orang-orang yang membuat saya marah dengan menggunakan sebuah belati tajam yang berkilauan. Saya menikam mereka berkali-kali di beberapa organ vital mereka. Itu hanya beberapa menit. Setelah saya sadar akan pikiran keji itu saya langsung menggeleng-nggelengkan kepala saya. Dan herannya, setelah saya membayangkan semua itu pikiran saya menjadi sedikit lebih ringan. Beberapa teman saya, mengatakan kalau saya adalah seorang psikopat. Hati saya cukup sakit saat dikatai seperti itu. Mereka jadi berbicara seperti itu karena saya membenarkan tindakan seorang tokoh psikopat dalam satu buku bacaan. Saya membenarkannya karna saya merasa alasan tokoh psikopat itu melakukan sangat masuk akal untuk saya. Dan mengenai cinta, hati saya tidak pernah merasakan hangatnya cinta. Ya pernah dan itu baru sekali dan hanya sebentar. Itu tahun lalu, saat saya masih berusia 13 tahun. Cara bicara saya yang aneh menurut teman-teman saya membuat saya dihindari bahkan pernah sampai di bully. Rasanya saya ingin sekali menjadi seorang psikiater. Saya sangat ingin mengetahui perasaan apa yang sebenarnya saya derita sejak masih anak-anak.
Saya juga pernah mengalami hal seperti itu, tapi lama-kelamaan saya tidak mengalami hal seperti itu lagi, anda jangan terlalu agresif dengan apa yang anda rasakan
Ya sebenernya setiap pribadi manusia sih beda beda. Ya kalo dengan Cara gitu, mbak nyaman ya fine fine Aja. Kalo mbak udah mulai capek dengan sifat mbak sendiri ya mbak harus berubah. Menurut saya, mbak bukan psikopat. Mbak mungkin tipe introvert (tertutup). menurut sayan, mungkin mbak harus positive thinking terhadap becandaan temen" sekitar mbak. Jangan terlalu difikirin sampe pengen ngebunuh. Mbak cuma harus meng"Iya"kan perkataan/becandaan temen" mbak. Dengan hati yg seneng Dan bahagia. Kalo saya di bully saya mah sering. Ccuma yg susah itu menikmati bully-an itu sendiri. *semoga saran saya membantu