ayah ku jahat kau pilih dia dari pada kami

Discussion in 'Ruang Curhat' started by Erika .W, 24 August 2017.

Silakan gabung jadi member agar bisa posting
  1. Erika .W

    Erika .W New Member

    nama saya sherly . saya berusia 28 tahun dan saya kuliyah di luar jakarta ambil s2 . saya gak tau lagi mesti cerita ke siapa lagi dengan kisah saya yang bertahun -tahun . waktu saya masih duduk di SMA kelas 2 ayah sudah bermain api dengan "SELINGKUH " . karena saya ank perempuan satu -satu nya dan saya hanya mempunyai 2 adik dan saat itu adik saya masih terlalu kecil untuk mengetahui masalh itu . mama saya yang menangis keras tidak percaya jika ayah saya bisa melakukan itu . saya yang masih berusia 15 tahun saya berani maki-maki ayah saya karena beliau telah melakukan itu dan ayah saya berjanji tidak akan melakukan nya lagi setelah berjalan kurang lebih 6 tahun saya sudah kuliyah s1 seingat saya . saya semester 2 mama saya menelpon saya dengan menangis jika ayah saya selingkuh lagi dengan orang sama . dan dalam pikiran saya kenapa hidup saya begitu susah dan rumit sekali . apa yang ayah saya lakukan dan dia tidak berfikir panjang . hingga pertengkaran besar itu ada di dalam rumah . karena saya terlalu emosi hingga saya jatuh pinsan karena saya menangis dan berteriak-teriak kepada papa hingga saya di bawa ke UGD saya merasa saat itu nafas saya hilang sesat . hingga di UGD saya di bantu alat oksigen . dengan keadaan saya yang kritis ayah saya memeluk saya dan berkata "maafin papa nak maffin papa papa janji tidak akan papa lakukan lagi " setelah saya lulus s1 saya kembali ke jakarta . dengan kasus yang sama mama saya menemukan sms perempuan setelah di check perempuan yang sama . saya tidak bisa berkata-kata . hingga ucapan saya keluarkan dari mulut saya "papa udah gak sayang sama aku lagi , papa udah gak perduli sama aku dan adik-adik papa atau papa ingin melihat aku di dalam kuburan " untuk ke tiga kalinya papa memohon ampun kepada saya khilaf sesungguhnya saya sudah cape apa yang papa lakukan . dan dia lakukan lagi di awal saya masuk s2 karena saya kuliyah tidak di jakarta saya terkejut adik saya seorangpria yang pendiam dia menelpon saya dengan menangis dan meledak tangisan itu dia berkata " ka papa selingkuh lagi apa salah kita ka " . aku hanya bisa diam dan menelan air ludah ini .dan mama saya berkata "ka pulang temenin mama karena ahanya kaka yang bisa ngerti mama kaka anak mama satu satunya" dan lagi papa berjanji lagi tidak akan melakukannya dan kami berikan maaf pada nya . belum sampai setaun dia melakukan perselingkuhan itu dia lakukan lagi setelah 6 bulan . pagi hari mama saya tlp saya berkata dengan tangisan "ka papa selingkuh lagi mama gak sanggup pulang lah ka ke jakarta temenin mama mama sendrian nak " saya hanya bisa terdiam dan meneteskan air mata dalam hati saya berkata kenapa begitu jahat saya mempunyai sosok ayah dan sangat memalukan dan mama saya berkata " ka kapan menikah , jika menikah nanti bawa mama ya ka jangan tinggalin mama ka mama takut sendrian karena hanya kakak yang mama punya kaka anak perempuan satu satu nya " dan air mata itu mengalir terus menerus dan aku berkata "insya allah ma doa in ya ma secepatnya aku akan bawa mama pergi jauh dari pria pembohong itu " . begitu jaha dia lakukan pada kami a[a salah kami . saya berasa hidup ini tidak adil dan saya menyesal punya sosok ayah seperti beliau . dia memilih perempuan iblis itu dari pada kami . saya berjanji hidup mereka tidak akan bahagia dan saya berjanji saya akan membunuh perempuan itu dan anak anaknya dengan tangan saya sendri karena mereka ibu saya dan adik adik saya seperti ini .
     
  2. jagung beledug

    jagung beledug Active Member

    nggak ada untungnya kanua membunuh, malah lbh banyan ruginya. kalo kanua membunuh keuntungannya ya paling puas sementara aja tapi selanjutnya akan ada masalah yg lain, masuk penjara, mamamu kesepian dan mungkin sakit trus end, sekolahmu sia-sia, kehilangan karir, lepas dari penjara kanua bakal tetap dicap sebagai mantan pembunuh untuk selama-lamanya :( lebih baik membuka lembaran baru dan hidup bahagia tanpa ayahmu
     

Share This Page