Sabtu ini ak bkalan di bawa ama ortu ke psikolog, atas kemauan ak dulu sih.. sama ortu ak jga blg mnding ke pskolog. Tadi siang ortu ak daftar di RS terdekat. Sbernya waktu di sana itu ngapain aja sih? Krn ini pertama kali.. trs agak bingung gitu ya krn ini beda , g kyk dokter2 pnyakit fisik Tp kdg org ska nge judge klo anak yg pergi ke psikolog pasti ada maslh ama mental ato jiwa, emg sih ak sndiri emg lg stress akhir2 ini tp ak takut aja bkalan di cap anak yg..gila(?) , tp gatau juga.. smoga lancar2 aja.
psikolog datang ke sekolah sih, jadi dia tau dari cara aku berbicara sampai detail bahkan tulisan. dan dia adalah solusi membuat kita dewasa. Tapi intinya harus Sama Tuhan berdoa dan kedua baru psikolog
Saya ga pernah, jadi ga tau. Tapi kata orang2 yg udah pernah. Kamu cuma tinggal ceritakan masalah yg sedang kamu hadapi. Tenang dan santai aja psikolog itu (sebenarnya) sama aja sama dokter biasa. Dokter kan ada dokter umum, ada bidan, ada dokter penyakit dalam, ada dokter tht. Bedanya psikolog adalah dokter yg menangani mental
Saya pernah pernah psikolog dan psikiater. Rasanya, klo psikolog berusaha menjadi teman bicara yang baik, klo psikiater di kasih resep.
Pelan2 aja, pertemuan pertama cerita masalah2 yg ringan dulu. Lama2 setelah kamu udah cukup nyaman, baru kamu bisa ceritakan masalah yg lebih serius
pernah dulu waktu sd gara" pendiem padahal memang kepribadiannya seperti itu. namanya anak kecil pikirannya masih sempit, dikira yang ke psikolog itu cuma orang gila. jadi pas nyampe disana gue belaga belo'on sambil makan kuaci trus cangkangnya dilempar-lempar wkwkwkw sampai ortu malu
Psikoterapi adalah sebuah bentuk interaksi antara klien (pasien) dan terapis yang bertujuan untuk membantu klien melalui masa-masa sulit dan mempelajari berbagai cara untuk menyelesaikan masalah dalam hidup. Terapi ini bersifat terbuka, yang berarti baik klien maupun terapis akan sama-sama mencari jalan keluar yang terbaik. Klien tidak akan mendapat paksaan, suruhan, atau tuntutan apa pun dari terapis yang tidak dirasa tidak sesuai. Biasanya terapis hanya akan mendampingi serta memberikan bimbingan dan anjuran bagi klien dalam menjalani hidup sehari-hari yang penuh tantangan. Dengan menjalani psikoterapi, Anda akan mendapat kesempatan untuk berkonsultasi kepada orang yang netral, objektif, serta ahli dalam bidang psikologi dan kesehatan mental. Inilah yang biasanya sulit Anda dapatkan dari orang-orang terdekat ketika Anda sedang dirundung masalah. Dalam sesi terapi, Anda akan diminta untuk menceritakan masalah atau kesulitan yang sedang dihadapi. Setelah itu, Anda dan terapis akan menentukan perubahan apa yang ingin diwujudkan dan tujuan apa yang ingin dicapai. Mengubah pola pikir, perilaku, dan perasaan Anda adalah cara yang ditempuh untuk menyelesaikan masalah Anda. Perubahan dan tujuan ini biasanya akan dipecah oleh terapis menjadi beberapa bagian yang akan diselesaikan dalam periode tertentu. Inilah yang disebut dengan asuhan keperawatan (treatment plan). Psikoterapi biasanya memakan waktu kurang dari satu tahun, tergantung pada kemajuan yang berhasil Anda buat selama terapi berlangsung. Satu sesi terapi rata-rata berjalan selama 50 menit. Anda dan terapis akan berdiskusi soal teknik menanggulangi perasaan atau pikiran yang mengganggu Anda. Terapis akan terus melatih dan menanamkan teknik tersebut sampai Anda fasih dan berhasil mewujudkan perubahan yang diharapkan.
Keduanya saya sudah pernah. Kalau saya sih menganalogikan psikolog dan psikiater itu seperti trainer gym dan dokter gizi. Misalkan kita merasa penampilan jelek karena kurang berotot, kita bisa latihan di gym dan sewa trainer. Tapi kalau kita sempat terlantar di pulau terpencil sampai kurus dan gizi buruk, ya kita harus ke dokter gizi. Jadi intinya kalau kita merasa butuh masukan tentang masalah kejiwaan kita, kita bisa datang ke psikolog. Tapi kalau masalah itu sudah membuat hidup kita tidak normal, maka kita perlu ke psikiater. Ke psikiater itu sama saja seperti konsultasi ke dokter umum. Kita laporkan apa yang kita keluhkan, kita ditanya ini-itu, psikiater membuat diagnosa, lalu kita diberi resep obat dan dijadwalkan kunjungan berikutnya. Ke psikolog juga kurang lebih seperti itu, tapi tidak diberi resep, paling hanya tes atau diberi rujukan untuk terapi kalau memang perlu. Menurut saya pribadi sih semua orang apalagi anak-anak idealnya rutin ke psikolog. Saya sih sudah merasakan manfaatnya dengan mengajak anak ke psikolog setahun sekali. Tidak perlu merasa cemas atau malu, hanya orang bodoh yang mengolok-olok sesuatu yang tidak mereka pahami. Semoga membantu.
Laah ngapain mereka d bayar kalau km nya gak mau keluarkan apa yg jd beban pikiranmu?luapkan merekakan bukan org jaman now dmana ngumbar aib orang mereka it dokter.emang km pernah gak kalau k dokter ada yg bocorin penyakit kronis pasiennya gak ada atau tubuh pasiennya.
di sikolog gak ngapa2in ko asik2 aja santai dan yang terpenting disana lu harus jujur sejujur2nya dan jawab aja pertanyaan dia apa adanya, mirip2 lu lagi wawancara gitu lah cuman dia lebih ngejurusin nih harusnya ini yang lu lakuin semacam kaya gitu kak pergi aja lagi asik ko sebenernya . cuman ya rada kikuk sih kalo di tempat tersebut ada orang tua di sampingnya jadi susah buat terbuka
jangan takut buat cerita ke psikolog/psikiater, mereka ngga bakal bocorin krn ngapain juga mereka ngebocorin wkwk udah disumpah juga
Saya pernah kok k psikolog... sepertinya dulu saya rada” autis ya... d sana cmn d kasih gambar” gt buat saya lengkapin yg kurng”nya dr gambar tersebut... tp ternyata hasilnya bgs bgt... konsentrasi saya jadi lebih baik setelahnya...