Menurut Kalian Apakah Harus Putus Hubungan Dengan Keluarga?

Discussion in 'Ruang Curhat' started by Hestie, 3 November 2017.

Silakan gabung jadi member agar bisa posting
  1. Hestie

    Hestie Active Member

    Papa ku meninggal diakhir tahun 2015 aku, aku married diawal tahun 2016. Karena harus pake wakil jadi aku suruh om (adik papa) utk mewakili alm papa dihari pernikahanku.

    Sebelum hari H kami dijamu makan direstoran oleh pihak suami,
    Om duduk dipojokan berdempetan dg istrinya, ketika disuruh duduk didepan dia tidak mau.

    Kemudian ditengah acara makan tsb om bilang bahwa salah satu makanan yg dihidangkan bau basi (tetapi memakai bahasa daerah, jadi pihak keluarga suami tidak mengerti dan tidak mendengar ucapan om).
    Aku pikir mgkn benar apa yg diomongkan om, tetapi pada hr H dia pun mengatakan demikian tentang makanan di hari pernikahanku, bahwa makanannya asin dan lain lain.
    Aku sempat kesal, mengapa pihak keluarga ku seperti ini?
    Padahal semua tamu dan keluarga pihak suami memuji makanan dihari pernikahanku.
    Keluarga suami sangat kaya raya,
    Mereka jauh lebih baik daripada pihak keluargaku yang bukan org berada.
    Kalau dicerita dongeng rata² si kaya'lah yg sombong tetapi dibagian ini bukan orang kaya yg sombong, melainkan yg kurang berada.

    Aku sempat memberikan uang tanda "syarat" namun pas sungkeman di hari H dia balikin itu uang (taroh dlm amplop).
    Dan setelah acara selesai, aku mau mengembalikan uang tsb tapi dia paksa tidak mau menerima.

    Utk diketahui om ku memang tipe org yg minderan, dan poin minder inilah yg jadi penyakit.
    Saat dia bertemu org yg lebih rendah dr dia, dia ingin injak.
    Tetapi bila bertemu org yg lebih dari dia maka dia ciut.
    Banyak contoh tapi tidak bisa aku sebutkan 1 per 1.
    Salah satunya adalah ibuku, beliau betul² dipandang rendah oleh om dan istri nya karena ibu berasal dr ras yg berbeda dan ibu tidak sekolah.

    Kembali ke masa setelah pernikahanku,
    om menanyakan kepada adik perempuanku seputar keadaan rumah yg aku tempati, bagus ga bangunanya luas ga rumahnya, lebih besar rumah om atau rumah kakakmu? dan lain lain
    kemudian adik menjawab "ya lumayan aja"
    dan om seperti menunjukkan rasa iri hati kepada keluarga ku.

    Dari alm papa masih hidup om suka telpon kepada kami menjelek²an sikap alm papa, dan menyuruh kami utk jangan kirim uang kepada papa.
    Diam² alm papa sepertinya tau bahwa om iri kepadanya.

    Kebetukan sifat adik laki laki ku tidak baik, dan anak laki laki om baik. Sering dpt ranking dan berprestasi dlm studi.
    Om sering tlp alm papa utk menceritakan tentang prestasi anak laki²nya, tentu cerita yg sangat membanggakan dia. Dan melukai alm papa.
    Kenapa tidak?
    Karena alm papa tidak memiliki apa yang om pamerkan.
    Seperti hal bila seseorg mempunyai 1triliun uang, kemudian dia menceritakan kepada si miskin tetapi tidak memberikan sepeserpun kepada si miskin.
    Apa untungnya bagi si miskin mendengar cerita tentg harta si kaya???
    Kira² begitulah gambaran isi hati alm papa dan alm papa sering cerita bahwa dia tidak bgtu respect dg cerita om yg seakan² membanggakan anak²nya pdhl dia tau bahwa alm papa sedang bergumul tentang anak² lelaki nya.

    Kita loncat kecerita yg lain lagi,

    karena aku sudah menikah maka aku jarang dicari utk mengurus kelakuan adik² lelaki ku dikampung.
    Imbasnya malah adik perempuanku yg diincar utk diintimidasi.
    Melontarkan kata² yg membuat adik perempuanku down.
    Sampai² aku & suami bingung kenapa dia tak pernah keluar dr kamar??? kenapa seperti merasa tidak enak hati kpd kami?
    Ohhh rupaya dibalik semua itu ada om yg selalu menghasut adik perempuanku utk keluar dr rumah kami, dengan cerita² yg manis dan seakan ingin menolongnya.

    Sampai pada suatu hari adik perempuanku tidak tahan lagi & dia menceritakan semua nya kepadaku dg syarat aku jangan melabrak om karena merasa masih keluarga.
    Dia menunjukkan semua chat om.
    Dan aku sangat² kecewa dg om.
    Menyuruh kami utg membimbing adik laki laki yg betul² ulahnya tidak bisa dikendalikan. Apakah adil utk kami? Bukan kami yg berbuat onar tetapi kami yg dipaksa utk bertgg jwb atas apa yg bukan kami lakukan.
    Menyuruh adik perempuan utk keluar dari rumah & berjualan sayur dipasar, padahal adik ku ini sudah saya push utg bisnis perlengkapan bayi & sedang dijalankan. Bayangkan saja, bisnis perlengakapan bayi vs jualan sayur dipasar. Anak kecil juga tau lebih layak yg mana utk adik perempuanku.

    Sampai pada titik aku betul² sudah naik darah dan aku chat panjang x lebar tentg ini & itu, entah mulai sadar/tidak chat'ku tidak dia balas sama sekali sampai detik ini.

    Aku sempat chat tanya keadaan nenek tetapi tidak dibalas juga.
    Aku berpikir, utk org seperti om apakah aku harus memutuskan hubungan? Tidak usah kontekan sama sekali sampai mati.
    Karena orangnya betul² rese.
    Jujur saja aku sangat pusing dengan keadaan seperti ini.
    Haruskah aku putuskan hubungan dengan beliau???
    Atau bagaimana solusi nya?
     
    Shadow likes this.
  2. Putri Rally Jelita

    Putri Rally Jelita Active Member

    saran aku ya kak , itu om kk emang om kandung dr alm ayah kk kan . Tp kadang dlm satu darah aja ada yg saling jelekin sih . dulu ayah ku sm om ku juga gitu sih tp sekarang udh ngga. Terima aja bagaimana pun itu kan wali kandung selain ayah kk , tp jgn lupa kasih tau baik baik agar ngga buat malu kk di mata keluarga nya . bagaiman pun kk kan ada jasanya dia
     
  3. juzie

    juzie Well-Known Member

    om ku juga ada yg kayak gitu, mulutnya terlalu gede tapi ga sesadis om mu juga. saran dari saya ya tetep silaturahimlah tp ya gitu deh, udah tau kan tabiatnya kayak gimana, jadi apapun yg dia omongin anggap aja angin lalu jangan diseriusin, kasi tau adek sama suamimu juga gmn tabiat om mu itu dan minta jangan dianggap serius omongannya, cukup didengar dan dianggap bualan atau angin lalu aja
     
  4. Shaendy Ray

    Shaendy Ray Member


    Sejelek jeleknya orang tersebut, dia masih om kamu, artinya suatu saat nanti dia pasti akan berubah jadi lebih baik, pasti ada momennya, cuma sekarang kamu sudah tau karakternya seperti apa, dan saya percaya tanpa kamu perlu ladenin kelakuan om kamu, kamu sendiri tau bagaimana menghandle om kamu, biasanya sih wanita itu kebanyakan lebih dewasa dan saya percaya kamu bisa dengan bijaksana menghandle om kamu.


    Orang seperti om kamu, nanti sampe suatu titik pasti akan merasa malu sendiri dengan sikapnya, kamu gak perlu tungguin saat itu kapan.

    Kamu cuma perlu bersikap benar, merespon dengan benar, karena orang seperti om kamu hadir di hidup kamu mungkin aja untuk melatih kamu untuk bisa jadi orang yang lebih baik lagi dari segi kesabaran, dan dari segi emosi:)


    Banyak orang yang punya karakter seperti om kamu. Cuman bisa dihadapi dengan kepala dingin, jangan gampang terpancing emosi.

    Karena orang yang berusia itu banyak juga yang kelakuannya masih seperti "anak kecil"
    Gampang iri hari, gampang hasut sana sini ( jadi inget dulu pas saya kelas 3-5 SD, lagi jaman2nya anak seusia itu yang gampang iri, hasut temen sana sini, hehe... tapi lucu juga sih kalo orang udah tua dan brewokan tapi sikapnya masih kayak anak kecil, makanya itu tua gak ada urusan sama umur, tua itu kalo org tersebut gk mau belajar lagi, klo orang yang mau belajar meski sudah tua usianya, ia terlihat masih muda maksudnya punya semangat seperti orang yang muda, karena haus untuk belajar banyak hal):)
     
  5. Hestie

    Hestie Active Member

    bahkan yang menyakitkan lagi setelah alm papa meninggal -+4hari dia bertanya pada tetangganya apa hubungannya bila mayat seseorg mengeluarkan aroma tidak sedap pada hari yg ke 3 dengan kehidupan dia???

    (om berpikir bahwa itu akibat dari dosa alm papa makanya ketika meninggal dan dlm hari ke 3 mayatnya mengeluarkan aroma.)

    Tetapi org tsb menjawab bahwa dalam dunia mendis memang mayat 3hari sudah sewajarnya mengeluarkan aroma tidak sedap apalgi bila tidak memakai formalin.
    Memang mayat alm papa tidak memakai formalin sama sekali & bagian telinga, hidung tidak ditutupi kapas.
    Itulah kami tidak tau sama sekali bahkan tidak diberitahu hrs menutup bagian tsb.

    Tuhankah dia??? Sehingga beranggapan seperti itu kemudian terang²an memberitahu kepada kami.
    Tidakkah dia tau bahwa saya ini anak dr abangnga itu. Saya sakit hati sudah dari dulu² ditambah dg ucapan² yg menyakitkan ketika alm papa meninggal tak henti²nya kami diserang.
    Mereka ibarat manusia punya kepala tapi tidak punya otak. :'(
     
  6. Hestie

    Hestie Active Member

    Kalau om ku ini apa² komentar dulu, mikirnya belakangan.
    Adek ku & suami ku tidak ambil pusing hanya saja suami ku tidak mau bila aku membawa anak kami kerumah om walaupun sekedar basa basi.
    Karena suami merasa tidak nyaman dg sikap om didepan baik dibelakang busuk.

    Dulu aku pernah main ke rumahnya, didepan ibu ku terang²an dia menyakiti hati ibu dengan membandingkan anak²nya dg anak lelaki ibu.
    Om dan istrinya menyanjung²i anak mereka, mengatakan bahwa anaknya disekolahan pintar. Bahkan istrinya terang²an berkata "maaf maaf saja ya, kalau seperti adikmu susah utk menyaingi anak ku."
    Kira² seperti itu maksud ucapan dia.

    Sebenarnya aku ingi bersilahturahmi kerumah nya apalg nenek ku tinggal 1 rumah dg dia, tetapi sikapnya seperti ini aku tak kuasa. Aku takut kalau² aku bisa naik darah dirumahnya.
     
  7. Hestie

    Hestie Active Member

    Tepat sekali... memang seperti anak kecil.
    Ngomong dulu baru mikir, atau mungkin memang sudah biasa disakiti jadi ketika menyakiti org juga biasa² saja.

    Bahkan aku rasa mgkn om tak bisa sadar dg kelakuannya itu karena dia merasa dirinya baik dan sudah benar,.menjalankan ibadah sesuai dengan porsi yg dianjurkan.
    Memang sedikit byk dia mempunyai jasa bagi keluarga kami.
    Makanya aku sempat tunduk dan merasa ya sudahlah mgkn benar kata om.

    Tetapi semua terkuak dan aku sadar ketika alm papa meninggal.
    Sifat aslinya muncul.

    Nenek tinggal 1 atap dg kami namun Stlh papa meninggl Nenek ku seperti bola api bagi mereka, yg mereka pegang kemudian mereka lemparkan lagi kesana kemari.
    Pdhl aku ingat betul ketika papa msih ada, om selalu buka suara pling pertama menyuruh nenek tggl sermh dg keluarganya.
    Karena om tau adik lelaki ku ga beres.
    Tetapi stlh papa meninggl, kok malah ketakutan & mencari² alasan agar nenek tdk tggl dirumahnya? Berarti selama ini hanya cari muka dong nyuruh nenek tggl 1 atap dg keluarganya?
    Dan nenek merasa senang sekali seperti diperebutkan oleh anak²nya, tetapi sekarang nenek pasti sadar betul bagaimana asli nya mereka sampai nenek nangis minta tggl breng sama adik cowokku.
    Namu adik cowokku juga brengsek, seperti lepas tangan tak mau memelihara nenek.

    Segala cara om lakukan mulai dr nyuruh adik perempuanku & ibu utk 1 atap lagi dg nenek, dll byk sekali cara nya. Tidak bisa aku ceritakan 1 per1 krn akan tambah panjang.

    Masalahnya bukan nya adik perempuan tidak mau tggl 1 atap, semata² krn urusan ekonomilah yg membuat kami utk tidak brni ambil keputusan tsb. Krn jelas hrs mengeluarkan biaya² ini & itu kan.
    Aku aja paksain adik dan ibu tggl 1 rumah dg ku, klu uang lega udh pasti aku sewain 1 rmh utk ibu dan adik klu bisa nenek juga disitu.
    Kemarin sempat om membeli rmh & menyuruh adik beserta ibu utk tggl disitu, tetapi istri nya tidak begitu mengizinkan (dinilai dr omongan²nya) alhasil aku tidak mengizinkan adik & mama utk tggl dirumah mrk.
    Pertama sudah pasti istrinya semakin membenci kami, dan kedua sudah pasti adikku diperalat. Itu sudah jelas.

    Rasanya ingin cuek sama omongan om tetapi aku tak bisa terlalu cuek.
    Pasti aku merasa terbebani.
    Jadi mulai berpikir apakah aku harus putus hubungan dg om agar hidupku lebih tenang.
    Teringat dengan wejangan
    "Lepaskan apa yg menyakitimu, dan pertahankan apa yg menyenangkanmu"
     
  8. Shaendy Ray

    Shaendy Ray Member


    Memang tidak mudah situasinya kalo berada diposisi kamu, tapi setidaknya...
    coba lakukan yang terbaik yang kamu bisa untuk nenek:)

    Untuk om kamu, yah bisa memutuskan untuk tidak menghiraukan perkataan om kamu yang "ngaco" yah ada kalanya kamu harus belajar "memaklumi" kondisi seseorang.

    Tetap respect sama om kamu, tapi kamu tetap punya wewenang untuk pegang kendali atas hidup kamu, orang lain sekalipun keluarga/saudara tidak bisa mengatur hidup kamu, mereka hanya bisa memberi saran, mestinya sih seperti itu...

    Klo kamu mau mengambil tanggung jawab dan memikirkan bagaimana baiknya untuk merawat nenek, mnurut saya, kamu jauh lebih dewasa dan lebih kuat daripada om kamu:)
     
  9. cia98

    cia98 New Member

    Kalok menurut aku sih mbak..tetep silaturahmi aja...kayak basa basi gtu...takutnya kalok mbak putus hubungan ntar mbaknya malah diceritain yg aneh sama omnya ke keluarga yg lain..
     
  10. suleamanchand

    suleamanchand Active Member

    Hampir sama dengan keluarga saya alami, ( antara alm ibu dengan kakak perempuan ibu saya ), masalah kerjaan, harta, hingga musibah pun terus dikaitkan. semenjak alm ibu masih ada hingga beliau meninggal masih terus terjadi. Sangat panjang kalau diceritakan, ga akan habil satu hari satu malam.
    Percuma diladeni juga, biarkan dia berkutat dengan ke sirikannya terhadap keluarga kita, tapi kita dengan lenggang terus berusaha lebih baik. Pada intinya, jangan pernah memutuskan tali silaturahmi, kita main sabar saja. Tidak baik memutuskan talisilaturahmi.
     
  11. Hestie

    Hestie Active Member

    Terimakasih ya utk masukannya :D
     
  12. Hestie

    Hestie Active Member

    makasih ya utk sarab dan masukannya :D
     
  13. Hestie

    Hestie Active Member

    Iya kalau lagi kumat suka kesel n mikir aneh², thank u ya utk masukannya :D
     
  14. RumputLiar

    RumputLiar Active Member

    Tidak usah diputuskan, cukup didiamkan.
     
    Hestie likes this.

Share This Page