Ragu Sama Pasangan Sendiri

Discussion in 'Ruang Curhat' started by lunaya, 24 June 2021.

Silakan gabung jadi member agar bisa posting
  1. lunaya

    lunaya Member

    Pernah ga sih lu ngerasa ragu sama pasangan yang sebenernya dia ga buruk buat lu, bawa dampak positif di hidup lu, dan ga pernah macem2 kayak minum, free sex dll

    karena lu masih blm bisa percaya penuh sm dia dan punya pandangan yang lumayan berbeda tentang dunia

    gue masih anggap dia gabisa mensyukuri gue sebagai pasangan
    gue masih anggap dia egois
    dan gue juga masih sering anggap dia berlebihan tentang 'berkorban' untung pasangan

    berkorban disini tuh kayak
    awal pertama pacaran, karena dia bertujuan untuk menjalin hubungan serius sm gue.. dia nanyain gue secara garis besar kayak "lu masih perawan atau engga"
    gue ceritain dengan jujur kalo misalkan gue udh ga perawan karena sempat di lecehkan sm org lain

    di dalam lubuk hati dia, dia ngerasa kecewa berat sm gue, tp di depan gue dia mencoba utk tetep nerima gua apa adanya, yang padahal dia sendiri masih berat nerima itu sampe skrg.
    alhasil, dari pilihan dia ke gue sebelumnya itu, dia menjadi sosok yang seakan2 udh paling banyak berkorban demi gue. Dengan bilang udh ga lg ngikutin ekspektasi untuk sosok pasangan lah, udh banyak bantu gue disaat susah (its true sih dia emg banyak bantu), dan dia ngerasa udh paling banyak ngalah.
    padahal di sisi lain gue sendiri pun udh banyak berkorban untuk hal - hal di diri dan sekitar gue. Cuma dia selalu menganggap diri dia yg paling banyak memberikan dan jadi korban.

    egosi nya dia itu kayak, ketika gue melakukan hal yang sama dengan apa yg pernah dia dulu lakukan ke gua, dia memilih utk bodo amat ga intropeksi diri lebih jauh. Berubah cuma seminggu 2 minggu, abis itu udh balik lagi. Malah kalo misalkan gue tunjukkan sikap yang sm kayak dia ke gue dulu, respon dia gabisa dewasa dengan memahami. Yang ada malah ga habis2

    banyak hal sebenernya yang gue juga udah lakuin buat dia, cuma selalu gapernah terlihat cukup di mata dia. Akibat dari rasa tertekan dan ga ikhlas itulah yang bikin dia jadi kurang bersyukur sama apa yang udah dia milikin.

    Pandangan soal hidup pun, masih banyak yang bersebrangan
    kayak salah satu contohnya tentang pernikahan deh

    doi mikir pernikahan itu sesuatu hal yang diukur dari kesiapan diri doang, rejeki mah nanti bakal ikut seiring dengan pernikahan dilakukan. Selama diri sendiri dan agama siap, bagi dia mau nikah umur berapapun (even under 20) juga gamasalah.

    sedangkan gue, gue berfikir bahwa nikah yang sesungguhnya itu bukan hanya tentang agama. Yes agama itu memang kondimen paling penting dalam menjalin hub keluarga. Tapi kan materi itu hal yang ga kalah penting. Tanpa ada persiapan materi yang matang, keluarga bisa dengan mudah hancur dan cerai. Anak - anak bahkan harus menanggung kesusahan ekonomi orang tuanya.
    Hal - hal seperti itu yang menurut cowok gue gaperlu dipersiapkan sedari dini dan gaperlu dibawa ribet.

    jadi lucu gt, makin lama bukannya makin sayang malah jd jenuh sendiri
    dan malah jadi males - malesan buat lanjutin hubungan ke jenjang yang lebih serius.


    Dalam hati gue cuma bisa berdoa
    semoga masing - masing dari kita ber2 bisa segera pisah dengan cara terbaik
    dan gue bisa dipertemukan sama jodoh lain, dan bukan dia.
    Amin
     
    Sheryll Cintaloka likes this.
  2. Iya kak, aku cewe dan aku setuju tentang pendapat kakak
    Beberapa orang diluar sana menikah atas dasar karena udah ngerasa siap dengan embel-embel motivasi "menikah itu menyempurnakan ibadah dan membukakan pintu rejeki", "mending nikah muda daripada zina"

    Iya sih paham, aku pun juga ga bilang kalau pendapat atau motivasi kaya gitu salah
    cuma pada prakteknya banyak banget manusia-manusia yg menyalahgunakan motivasi itu
    hingga kebanyakan menikah hanya karena trend. karena temennya udah pada nikah, akhirnya dia memaksakan utk menikah agar tidak menjadi bahan olokan dan korban stigma masyarakat. padahal dia ga siap mental dan ekonomi juga masih abu-abu.
    Kemudian akhirnya, malah menjadi penyumbang angka perceraian. Faktor perceraiannya pun juga beragam, ada yg karena faktor ekonomi, ada yg karena faktor perselingkuhan dan faktor-faktor lainnya.

    dan belakangan juga, banyak bgt cowo dgn mindset
    keperawanan menjadi sebuah tolak ukur sebuah kesucian perempuan

    (ini bukannya aku melegalkan free sex ya, just opinion)
    lantas bagaimana dengan perempuan yg kena musibah? dan bagaimana juga dengan perempuan yg kehilangan selaput daranya karena kecelakaan?
     
  3. Sorry kepotong ..
    Jadi agak gak adil sih kalau begitu
    Menurutku daripada kaka bertahan dengan pasangan yg seperti itu dan kakak ga bahagia
    Lebih baik lepaskan dan ikhlaskan kak
    Semoga segera dipertemukan dengan yg lebih baik yg menerima dan melengkapi kakak :) Aamiin
     
  4. lunaya

    lunaya Member



    agree kak
    garis besarnya, bisa dibilang
    memutuskan untuk menikah itu emang gabisa segampang itu
    butuh persiapan mental yang bener2 panjang
    butuh persiapan materi yang cukup untuk mencegah permasalahan ekonomi turun temurun
    dan wawasan berkeluarga yang juga cukup
    karena kalo seseorang nikah, yang diurus bukan cuma masalah ranjang, isi kulkas sm perabot rumah
    tapi juga mengurus mental, pendidikan, dan kasih sayang anak.
    Kalo dari awal anak yang dilahirkan dicetak dalam kondisi yang keliru
    pas gede dia bisa kebingungan dan struggling/berjuang setengah mati ngadepin orang - orang di dunia nyata.
     
  5. KodokTerbang

    KodokTerbang Active Member

    menurutku putus sudah tepat. selain beda pandangan nikah, dia jg gak bisa terima kamu sepenuhnya, sampai kapanpun dia akan terus ungkit2 soal status perawanmu. jadinya seperti yg kamu bilang, merasa paling banyak berkorban. secara nggak langsung spt ngomong (maaf kasar), "gw sudah berbaik hati terima kau yg sudah gak perawan, kurang berkorban apa lg gw?"

    tapi terserah mau putus atau bertahan. kalo yakin mau putus, mending cepat biar kamu bs dapat jodoh baru lebih cepat jg dan benar2 bisa terima kamu apa adanya.


    "Selama diri sendiri dan agama siap, bagi dia mau nikah umur berapapun (even under 20) juga gamasalah."
    bilang ke dia, bisa nikah muda, bisa cerai muda jg. tuh baru aja lewat satu di berita
     

Share This Page